TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Konflik bersenjata pasukan militer Rusia di Ukraina yang masih berlangsung hingga hari ke-18, yakni pada Minggu (13/3/2022) semakin memanas.
Terbaru, Ukraina menyebut bahwa pasukan militer Rusia semakin gencar melancarkan serangan di beberapa wilayah, bahkan menargetkan warga sipil.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Aljazeera, pasukan militer Rusia melancarkan serangannya dan menembaki puluhan warga sipil di sebuah masjid di Mariupol, kota pesisir yang terletak di Ukraina bagian selatan
Pada Sabtu (12/3/2022) Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebutkan bahwa pasukan militer Rusia menembaki sebuah masjid di Kota Mariupol.
Diketahui bahwa masjid tersebut merupakan tempat lebih dari 80 orang dewasa dan anak-anak mengungsi.
Baca juga: Kondisi Hari Ke-17 Perang Rusia Vs Ukraina, Zelenskyy Tuduh Putin Pekerjakan Pembunuh Suriah
Kiev mengatakan lebih dari 80 orang, termasuk warga negara (WN) Turki yang mencari perlindungan di masjid itu menjadi korban bombardir pasukan militer Rusia.
Kemenlu Ukraina menyatakan dalam sebuah tweet bahwa warga negara Turki termasuk di antara mereka yang mencari perlindungan di masjid ketika dibombardir.
“Masjid Sultan Suleiman the Magnificent dan istrinya Roxolana (Hurrem Sultan) di Mariupol ditembaki oleh penjajah Rusia,” ungkap Kemenlu Ukraina.
“Lebih dari 80 orang dewasa dan anak-anak bersembunyi di sana dari penembakan, termasuk warga Turki.” lanjutnya.
Meski demikian tidak disebutkan apakah ada korban yang tewas atau terluka akibat serangan pasukan militer Rusia itu.
Baca juga: PEMETAAN TERBARU Invasi Rusia di Ukraina: Kyiv Dibombardir, Pasukan Menerobos Jauh di Selatan
Moskow sendiri membantah menargetkan wilayah sipil dalam apa yang disebutnya 'operasi militer khusus' di Ukraina.
Ukraina pun menuduh Rusia menolak mengizinkan warga sipil untuk keluar dari Mariupol, di mana blokade telah menyebabkan ratusan ribu orang terperangkap.
Sedangkan Rusia justru juga menyalahkan Ukraina atas kegagalan evakuasi warga sipil.
Mariupol telah dibombardir selama lebih dari dua minggu dan dikepung oleh pasukan militer Rusia.
Situasi di kota pelabuhan yang strategis itu "putus asa".
Baca juga: Keuntungan Perang, Amerika Serikat Dapat Tambang Emas dari Invasi Rusia di Ukraina
Di mana warga sipil berusaha mati-matian untuk melarikan diri, tetapi tanpa air atau pemanas, dan kehabisan makanan.
Hal itu diungkapkan oleh seorang Eksekutif Eeratas Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) pada Jumat (11/3/2022).
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mentweet pada hari Jumat: “Mariupol yang terkepung sekarang menjadi bencana kemanusiaan terburuk di planet ini. 1.582 warga sipil tewas dalam 12 hari.”
Tiga orang, termasuk seorang anak, tewas ketika sebuah rumah sakit anak-anak di kota itu diserang pada Rabu (9/3/2022) hingga memicu kemarahan internasional.
Dengan latar belakang ini, upaya baru sedang dilakukan untuk membuka koridor kemanusiaan guna memungkinkan warga sipil dievakuasi menuju Zaporizhzhia, sekitar 200 km (124 mil) ke timur laut, kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
Baca juga: Vladimir Putin Yakin Amerika Serikat Mulai Kena Batunya, Masalah Sendiri Tapi Menyalahkan Rusia
Selama berhari-hari, warga Ukraina mengklaim bahwa pasukan militer Rusia telah menggempur rute evakuasi untuk mencegah orang pergi.
Seperti hari-hari sebelumnya, koridor kemanusiaan juga akan dibuka kembali di sekitar Ibu kota Ukraina, Kiev.
“Saya sangat berharap hari ini akan berjalan dengan baik, bahwa rute yang direncanakan akan dibuka dan bahwa Rusia akan memenuhi kewajibannya mengenai ketaatan terhadap gencatan senjata,” ujar Vereshchuk dalam sebuah video yang diunggah ke situs web kepresidenan Ukraina.
Saat tentara Rusia terus maju dan mengepung Kiev, serangan menghantam Kota Vasylkiv pada Sabtu pagi (12/3/2022) waktu setempat.
Baca juga: Sambut Para Pemimpin UE untuk Bahas Krisis Ukraina, Presiden Prancis Macron Kutuk Invasi Rusia
Vasylkiv sendiri berjarak sekitar 40 km dari selatan Ibu kota Kiev.
Melalui unggahan di akun Facebook-nya, Walikota Vasylkiv Natalia Balassinovitch menyebutkan ada 8 rudal Rusia menghantam bandara setempat sekitar pukul 7 pagi (05:00 GMT) hingga "hancur total".
Balassinovitch juga mengatakan bahwa sebuah depot minyak pun juga terkena dan terbakar akibat serangan rudal Rusia itu.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)