Keuntungan Perang, Amerika Serikat Dapat 'Tambang Emas' dari Invasi Rusia di Ukraina
Amerika Serikat (AS) telah mendapatkan keuntungan dari perang Rusia vs Ukraina.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Amerika Serikat (AS) telah mendapatkan keuntungan dari perang Rusia vs Ukraina.
Meski tidak langsung, keuntungan tersebut dapat memperkuat peralatan militer AS.
Bahkan dapat dengan mudah melumpuhkan persenjataan Rusia.
Invasi Rusia ke Ukraiana telah berlangsung selama dua pekan, sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan untuk operasi militer khusus pada 24 Februari 2022.
Ukraina yang dulunya merupakan kota yang biasa jasa, berubah menjadi medan perang.
Baca juga: Vladimir Putin Yakin Amerika Serikat Mulai Kena Batunya, Masalah Sendiri Tapi Menyalahkan Rusia
Korban jiwa berjatuhan. Kerugian kedua bela pihak juga terjadi.
Bahkan pihak Ukraina mengklaim telah menyita beberapa persenjataan militer rusia.
Militer Rusia memang belum merilis statistik kerusakan senjata selama operasi militer di Ukraina.
Namun, dari foto dan video yang dirilis oleh Ukraina, tampaknya telah memperoleh beberapa senjata Rusia, seperti sistem peluncur rudal termobarik TOS-1A.
Selain itu, beberapa tank dan kendaraan militer Rusia juga mungkin rusak dan dibiarkan di jalan-jalan di Ukraina.
Baca juga: Sederet Peristiwa Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-16: Zelenskyy Sebut Rusia Negara Teroris
Ternyata hal itu membawa keuntungan khusus bagi Amerika Serikat.
Oleh eks Kolonel Angkatan Darat AS, Mike Joson, menjelaskan bahwa keuntungan tersebut merupakan 'tambang emas'.
Menurutnya, bagi AS memiliki akses ke senjata Rusia yang disita oleh militer Ukraina merupakan peluang yang sulit didapatkan.
"Ini adalah keberuntungan besar," ujar Mike Jason, pensiunan kolonel Angkatan Darat AS yang bertempur di Afghanistan, Irak, dan Kosovo, sebagaimana dilansir TribunnewsSultra.com dari Intisari pada Jumat (11/3/2022).
Menurut Mike Jason, semua senjata Rusia yang dikumpulkan oleh militer Ukraina, baik utuh atau rusak, adalah " tambang emas" bagi intelijen AS.
Baca juga: Sambut Para Pemimpin UE untuk Bahas Krisis Ukraina, Presiden Prancis Macron Kutuk Invasi Rusia