Menyapa Nusantara

Gulma Liar Benteng Ekosistem Pertanian

Pengelolaan gulma yang tepat dapat membantu Indonesia mencapai swasembada pangan karena banyak berperan sebagai inang (rumah) alternatif bagi hama

(ANTARA/HO-Fitrianingrum K.)
TANAMAN GULMA - Salah satu contoh gulma yang dapat menjadi benteng hama dan penyakit adalah Bidens pilosa. Petani lebih akrab memanggilnya bunga ketul. B. pilosa terbukti mampu beradaptasi tinggi pada berbagai kondisi lingkungan sehingga membuatnya sulit dikendalikan dengan cara konvensional. (ANTARA/HO-Fitrianingrum K.) 

Penggunaan herbisida selektif juga bisa diterapkan, namun harus sesuai dengan jenis tanaman dan lingkungan setempat.

Strategi jangka panjang seperti rotasi tanaman dengan jenis non-inang nematoda, serta penggunaan tanaman penutup yang kompetitif, bisa mempersempit ruang tumbuh bagi gulma B. pilosa, sehingga menurunkan peluang infestasi organisme pengganggu tanaman.

Pemahaman terhadap peran gulma seperti B. pilosa dalam siklus hidup hama dan penyakit sangat penting dalam membangun sistem pertanian yang sehat dan berkelanjutan.

Dengan mengetahui bahwa gulma ini dapat menjadi reservoir bagi hama T. tabaci, vektor virus, serta nematoda, maka tindakan pengelolaan bisa lebih tepat sasaran.

Petani tidak hanya mengandalkan pestisida atau nematisida, melainkan juga memperbaiki ekosistem lahan secara menyeluruh melalui pengelolaan vegetasi yang tepat dan berkelanjutan.

Terakhir, pengelolaan gulma harus menjadi bagian penting dalam strategi pengendalian hama dan penyakit terpadu, dengan pendekatan yang memperhatikan hubungan antara tanaman, gulma, organisme pengganggu, serta dinamika lingkungan sekitarnya.

*) Penulis adalah Dosen Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB.

(ANTARA/Nadzirum Mubin, S.P., M.Si; Dr. Fitrianingrum Kurniawati/Sabtu, 24 Mei 2025)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved