Menyapa Nusantara
Gulma Liar Benteng Ekosistem Pertanian
Pengelolaan gulma yang tepat dapat membantu Indonesia mencapai swasembada pangan karena banyak berperan sebagai inang (rumah) alternatif bagi hama
Penulis: Content Writer | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, JAKARTA - Hampir semua gulma liar di tanah air dianggap pengganggu sektor pertanian. Ia menjadi pesaing tanaman budi daya untuk menyerap nutrisi dan air dari tanah maupun cahaya matahari.
Padahal, banyak gulma justru berperan penting pada sistem ekologis yang dapat membantu sektor pertanian untuk membentengi diri dari ledakan hama dan penyakit tanaman sehingga kerugian ekonomi yang tinggi dapat dihindarkan.
Gulma dalam bahasa sederhana dapat diartikan tanaman liar. Ia dapat berupa rumput maupun semak liar.
Pengelolaan gulma yang tepat dapat membantu Indonesia mencapai swasembada pangan karena banyak gulma berperan sebagai inang (rumah) alternatif bagi hama dan penyakit tanaman.
Maksudnya, ketiadaan gulma di lahan pertanian membuat hama dan penyakit yang semestinya hidup pada gulma, malah menyerang tanaman pokok pertanian sehingga hasil panen terganggu bahkan hancur.
Salah satu contoh gulma yang dapat menjadi benteng hama dan penyakit adalah Bidens pilosa.
Petani lebih akrab memanggilnya bunga ketul. B. pilosa terbukti mampu beradaptasi tinggi pada berbagai kondisi lingkungan sehingga membuatnya sulit dikendalikan dengan cara konvensional. Pada pertanian modern, B. pilosa sering juga disebut gulma invasif.
Bidens pilosa merupakan tanaman liar tahunan dari famili Asteraceae yang tersebar luas di wilayah tropis dan subtropis.
Ia sekeluarga dengan bunga matahari yang terkenal dan bunga tithonia juga terkenal sebagai gulma bermanfaat. B. pilosa mudah dikenali dari bunganya yang kecil dengan mahkota putih dan pusat kuning, serta buah berduri yang mudah menempel pada pakaian atau bulu hewan.
B. pilosa dapat tumbuh subur di lahan terganggu seperti lahan pertanian, pekarangan, atau tepi jalan lalu mendominasi area yang didudukinya.
Bunga ketul memiliki karakteristik yang menjadikannya inang alternatif bagi berbagai organisme pengganggu tanaman dari golongan serangga maupun mikroorganisme.
Salah satu hama penting yang berasosiasi dengan B. pilosa adalah Thrips tabaci yang dikenal juga sebagai thrips bawang (onion thrips).
Hama T. tabaci merupakan hama utama tanaman hortikultura seperti bawang merah, tembakau, dan cabai.
Hama ini dapat merusak secara langsung dengan mengisap cairan sel tanaman. Ia juga dapat menjadi menjadi vektor virus penting seperti Iris yellow spot virus (IYSV) dan Tomato spotted wilt virus (TSWV).
Serangga vektor adalah organisme yang menularkan berbagai penyakit tanaman dari satu inang (yaitu tanaman) ke tanaman lainnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Salah-satu-contoh-gulma-yang-dapat-menjadi-benteng-hama-dan-penyakit-adalah-Bidens-pilosa.jpg)