Menyapa Nusantara

Mengurangi Sampah Plastik untuk Lingkungan yang Baik dan Sehat

Selain memiliki banyak manfaat yang dirasakan di beragam sendi kehidupan masyarakat, plastik juga menjadi sumber masalah bagi lingkungan

ANTARA/Prisca Triferna
PEMILAHAN SAMPAH - Petugas memilah dan memisahkan sampah plastik dari sampah organik di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sentiong, Kota Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (22/2/2025). 

Rafika menjelaskan bahwa penemuan mikroplastik dalam bentuk fiber dari kain, film dari plastik tipis lentur, fragmen dari plastik keras, serta foam dari styrofoam dan busa sintetis mengindikasikan bahwa sumber pencemaran sampah plastik berasal baik dari limbah domestik, aktivitas wisata, maupun pembakaran sampah.

"Fakta bahwa mikroplastik menempel pada kulit manusia menjadi bukti bahwa paparan terhadap polutan ini tidak hanya terjadi melalui makanan dan minuman, tetapi juga melalui kontak langsung dengan lingkungan," katanya.

Penemuan mikroplastik di ekosistem perairan itu memiliki dampak berantai. Dimulai dari partikel mikroplastik masuk ke dalam satwa laut yang kemudian dikonsumsi manusia dan kemudian menumpuk di tubuh. Mikroplastik juga dapat masuk ke tubuh manusia melalui cara lain, termasuk lewat pernapasan dan paparan terhadap benda berbahan plastik yang mengalami pelapukan.

Mikroplastik juga dapat masuk ke tubuh melalui salah satu kegiatan sederhana, yaitu minum teh. Penelitian yang dilakukan Ecoton pada lima brand teh celup juga menemukan bahwa kantong teh celup dapat melepaskan mikroplastik ke dalam teh karena ada proses pemanasan.

Dia menyebut komposisi jenis plastik mempengaruhi ketahanan plastik terhadap faktor eksternal seperti panas dan gesekan, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat penguraian yang menghasilkan mikroplastik.

Dampaknya tidak main-main, mikroplastik yang masuk dalam tubuh manusia dapat mengendap di saluran pernapasan, pencernaan, serta organ lain. Endapan itu terjadi karena mikroplastik merupakan benda asing bagi tubuh yang tidak dapat dicerna atau diserap, sehingga menimbulkan iritasi.

Baca juga: INFOGRAFIK Pentingnya Izin Edar Produk Pangan UMKM

Iritasi berkepanjangan dapat mengakibatkan peradangan yang pada akhirnya bisa memicu timbulnya tumor bahkan kanker.

Untuk itu dia mengharapkan bahwa temuan-temuan tersebut dapat menjadi alarm bagi pemangku kepentingan terkait pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik serta pengurangan penggunaan plastik sekali pakai sangat diperlukan untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia.

Tekan sampah plastik

Pemerintah menyadari betul dampak mikroplastik dan korelasinya dengan pengelolaan sampah, sehingga penanggulangan sampah plastik menjadi salah satu fokus dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Pemantauan sudah dilakukan oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, dilakukan oleh Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) yang berada di bawah KLH.

Dengan hasil pemantauan pada 2024 di 24 provinsi memperlihatkan kelimpahan mikroplastik di permukaan air berada pada rentang 0,122 partikel/m3 sampai dengan 4,880 partikel/m3. Sedangkan untuk sampel sedimen pantai, kelimpahan mikroplastik ditemukan pada rentang 16,667 partikel/kg sampai dengan 700 partikel/kg.

Fakta tersebut menjadi perhatian Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq yang mengatakan pihaknya kini tengah melakukan sejumlah langkah untuk menangani persoalan sampah. Hal itu juga mengingat tingkat pengelolaan sampah di Tanah Air pada 2023 baru mencapai 39,01 persen, dengan 60,99 persen belum terkelola dengan baik dan berpotensi bocor ke ekosistem termasuk ke perairan.

Secara khusus Hanif menyoroti data Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN-PSL) yang menunjukkan pada 2023 capaian pengurangan sampah plastik ke laut telah mencapai 41,68 persen, atau setara dengan pengurangan 359.061 ton sampah plastik yang bocor ke laut. Kondisi itu masih di bawah target 2023 yaitu 50,80 persen dan masih terdapat gap 28,32 persen untuk mencapai target 70 persen pada 2025.

Baca juga: INFOGRAFIK Penyerapan Tenaga Kerja Sektor IKM Meningkat

Keberadaan sampah laut dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan dan makhluk hidup, tak terkecuali manusia. Lebih spesifik, meningkatnya sampah plastik di laut menimbulkan perubahan iklim, kerusakan alam, dan polusi yang berpotensi menjadi bencana besar seperti risiko kesehatan manusia akibat paparan mikroplastik dan terancamnya lebih dari 800 spesies laut dan pesisir akibat memakan plastik dan terjerat sampah plastik.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved