Berita Baubau
ITB Teliti Pesisir Bone-Bone Baubau Sulawesi Tenggara Berpotensi Produksi Garam Konsumsi
Pesisir Bone-Bone, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) dinilai berpotensi produksi garam konsumsi.
Penulis: Harni Sumatan | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Pesisir Bone-Bone, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) dinilai berpotensi produksi garam konsumsi.
Garam tersebut untuk penggunaan sehari-hari, baik untuk masak atau pengawetan makanan.
Hal ini diungkapkan dalam pelatihan pencucian dengan air tua dan iodisasi garam mentah di aula kantor Dinas Kelautan dan Perikanan, Kamis (21/8/2025).
Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Baubau terletak di Jalan Wa Ode Wau, Nomor 54, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum.
Berjarak 4,1 kilometer dari kantr wali kota Jalan Raya Palagimata, Lipu, Kecamatan Betoambari.
Memerlukan waktu perjalanan naik motor atau mobil sekira 9 menit melewati Jalan Gajah Mada dan Jalan Raya Palagimata.
Dinas Kelautan dan Perikanan juga berjarak 1 kilometer dari Kelurahan Bone-Bone, lokasi penelitian, yangh dapat ditempuh naik mobil atau motor selama 4 menit.
Baca juga: Insentif Disiapkan Bagi Peneliti, PTN dan PTS di Sulawesi Tenggara Berpeluang Dapat Dana Riset
Pelatihan dilakukan oleh tim peneliti Pascasarjana Program Studi atau Prodi Magister dan Doktor Sains Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pelatihan digelar usai penelitian tentang potensi produksi garam di Pesisir Bone-Bone, Kota Baubau.
Penelitian dilakukan dengan 34 titik sampel di pesisir Bone-Bone.
Hasilnya, pesisir Bone-bone memiliki potensi besar untuk produksi garam.
Bisa menghasilkan 34 gram garam setiap per kilogram air laut jika proses pembuatan menggunakan satu gayung mandi.
Jumlah ini lebih tinggi dari Cirebon, Jawa Barat yang merupakan sentra pembuatan garam.
Hanya senilai 29 gram garam per kilogram air laut dalam satu gayung mandi.
Baca juga: Praktisi dan Peneliti Transportasi Unhas Beri Saran Pengelolaan Penyeberangan di Lokasi Banjir Konut
Pelatihan digelar selama dua hari berturut-turut serta diikuti nelayan di pesisir Bone-Bone, mulai hari ini, Kamis sampai Jumat, 21-22 Agustus 2025.
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Aep Patah mengatakan Kota Baubau miliki potensi mengembangkan industri.
“Belum lagi di kota ini sampai kedalaman enam meter masih jernih, artinya kualitas garamnya lebih bagus,” jelasnya.
Kata dia, pelatihan ini termasuk dalam pengabdian masyarakat.
Pihaknya pula menilai garam di Kota Baubau masih impor dari luar daerah, sehingga pelatihan ini perlu sebab potensi garam yang tinggi.
“Jadi untuk garam krosok yang dihasilkan bisa diolah menjadi garam yang lebih bersih dan dapat dikonsumsi,” tambahnya.
Sementara Kaprodi Magister dan Doktor Sains Kebumian ITB, Lamona I bernawis mengatakan penelitian telah dilakukan dengan menggunakan 34 titik stasiun.
Baca juga: ASR Sebut Potensi Aspal ke Menteri PUPR, Pembangunan Jembatan Muna-Buton Bisa Tingkatkan Ekonomi
“34 titik itu berada di pesisir pantai Bone-bone untuk mewakili, nah untuk lokasi lepas pantai itu 10 titik,” ujarnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, juga ditemukan air laut di Bone-bone masih jernih hingga kedalaman 16 meter.
“Hal ini membantu proses produksi garam agar tidak susah untuk memisahkan karena air laut bersih,” tambahnya.
Pihaknya pula akan mengelar cara pembuatan garam dan pencucian garam dalam pelatihan tersebut.(*)
(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)
Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok Disahkan DPRD dan Pemkot Baubau Sulawesi Tenggara |
![]() |
---|
6 Warga Binaan Lapas Baubau Langsung Bebas, Yusran Fahim Serahkan SK Remisi Usai Upacara HUT RI |
![]() |
---|
Perkemahan Pejabat Bakal Digelar di Baubau, Wali Kota Yusran Fahim: Kita Belajar Seperti Retret |
![]() |
---|
Pendataan Keluarga di Kendari Sulawesi Tenggara, DP2KB Data Sasaran Stunting hingga Potensi Wilayah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.