Berita Kendari
Pasar Basah Mandonga Kota Kendari Sulawesi Tenggara Sepi Pembeli, Pedagang Beras Hanya Andalkan SPHP
Suasana Pasar Basah Mandonga, Kota Kendari, menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat mulai sembako, sayuran, pakaian, hingga peralatan rumah tangga.
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ibu Andi duduk bersama teman sesama pedagang di sudut lapaknya di Pasar Basah Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (14/8/2025).
Pasar tradisional ini berlokasi di Jalan Lasandara, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sultra.
Jaraknya sekira 850 meter atau 2 menit dari Kantor Balai Kota Kendari, Jalan Abdullah Silondae, Kecamatan Mandonga, jika ditempuh menggunakan sepeda motor.
Pasar Basah Mandonga menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat mulai sembako, sayuran, pakaian, hingga peralatan rumah tangga.
Baca juga: Tak Terdampak Isu Oplosan, Harga Beras di Pasar Basah Mandonga Kendari Masih Tinggi dan Sepi Pembeli
Ibu Andi merupakan satu dari 25 pedagang beras di pasar tersebut.
Lapaknya terletak di lantai dasar gedung Pasar Basah Mandonga, persis di depan tangga yang menjadi akses keluar-masuk pengunjung.
Dia datang dari Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Ibu Kota Provinsi Sultra, tahun 2010 silam untuk mengais rezeki.
Dia bilang, pasar tradisional di Jalan Lasandara Kendari ini sangat ramai di awal kedatangannya.
Berbeda dengan kini, menurutnya pasar bukan lagi tempat menjual kebutuhan masyarakat melainkan tempat bersantai bagi pedagang.
Ada banyak faktor membuat pasar kian sepi seperti hadirnya pasar ilegal, kios campuran, hingga kemudahan berbelanja lewat online.
"Kalau mau menjual online juga siapa mau beli beras dua-tiga literji," jawabnya sambil tertawa, saat diwawancara awak media TribunnewsSultra.com.
Baca juga: 10 Ton Beras Murah Ludes Diserbu Warga Kota Baubau, 10 Kilogram per Orang
Begitu pula pedagang lain, mereka membenarkan pasar tradisional mulai ditinggalkan.
"Bukan cuman Pasar Basah, semua pasar tradisional sekarang sepi tidak seperti dulu," ujar pedagang tersebut.
"Dulu buka lapak kecil di pinggir jalan saja laku, jual korek api, kunyit, bisa kita dapat uang karena pembeli masih rame," tambahnya.
Pantauan media ini selama 30 menit mulai pukul 15.17-15.47 WITA, tak ada satupun pembeli singgah di lapak Ibu Andi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.