Gempa Bumi di Sulawesi Tenggara

BPBD Kolaka Timur Naikkan Status Siaga Bencana ke Tanggap Darurat Usai Gempa Bumi Beruntun di Koltim

Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemerintah Daerah Kolaka Timur menaikkan status siaga bencana ke tanggap darurat imbas gempa bumi beruntun.

Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
BPBD KOLAKA TIMUR - Kepala Pelaksana BPBD Kolaka Timur, Dewa Made Ratmawan menyebutkan status siaga bencana dinaikkan ke tanggap darurat imbas kerusakan rumah warga dan gedung fasilitas umum akibat gempa 5,1 magnitudo di Kabupaten Koltim, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (29/1/2025). Naiknya status tersebut setelah rapat bersama instansi terkait lainnya. (Istimewa) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Pemerintah Daerah Kolaka Timur menaikkan status siaga bencana ke tanggap darurat imbas gempa bumi beruntun.

Adapun peningkatan status ini, buntut 90 rumah warga, gedung pemerintah, sekolah dan fasilitas kesehatan rusak akibat guncangan gempa.

Kepala Pelaksana BPBD Kolaka Timur, Dewa Made Ratmawan mengatakan, pihaknya dan instansi terkait lainnya di Kolaka Timur sudah membahas soal peningkatan status bencana tersebut.

Ia menyampaikan, status siaga bencana ke tanggap darurat, karena melihat banyaknya gedung dan rumah warga yang rusak terdampak gempa di beberapa kecamatan.

"Kemarin kami sudah rapat lintas sektoral melibatkan semua pihak, disimpulkan dengan kondisi kejadian ini ditingkatkan statusnya dari siaga ke tanggap," kata Made dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (31/1/2025).

Baca juga: 90 Rumah Warga di Kolaka Timur Rusak Dampak Gempa Beruntun Selama 8 Hari, Tiga Rusak Berat

Made menjabarkan, dari data yang diperoleh dampak gempa bumi beruntun di Kolaka Timur menyebabkan 90 rumah warga rusak, tiga di antaranya rusak berat.

Selain itu, guncangan gempa juga berdampak pada dua tempat ibadah, empat fasilitas kesehatan, tujuh bangunan negara, dan satu sekolah rusak sedang.

"Kerusakan rumah warga dan gedung kesehatan ini tersebar di Kecamatan Lalolae, Mowewe, Tirawuta dan Ladongi," jelasnya.

Made menyampaikan peningkatan status bencana sebagai upaya memitigasi untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar akibat gempa susulan lain.

"Disimpulkan dari siaga ke tanggap darurat bencana dengan kejadian ini, apalagi gempa ini kita tidak bisa memprediksi kapan datangnya," ungkap Made.

Baca juga: Kolaka Timur Sulawesi Tenggara Diguncang 250 Kali Gempa Dalam 8 Hari, 31 Kali Dirasakan Masyarakat

"Apalagi sudah banyak kejadian atau kerugian yang ditimbulkan akibat gempa yang terjadi," tuturnya menambahkan. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved