Derap Nusantara
Mata Sehat Investasi Menuju Generasi Emas Berkualitas
Hari Penglihatan Sedunia atau "World Sight Day" yang diperingati setiap 13 Oktober menjadi pengingat agar masyarakat mencintai kesehatan mata.
Penulis: Content Writer | Editor: Sitti Nurmalasari
Kelainan mata pada anak-anak bila terdeteksi dari awal, sehingga anak yang mengalami refraksi tidak sampai mengalami kebutaan. Ini juga membantu anak dalam mengembangkan potensi akademiknya.
Mata Sehat Sejak Dini
Indikator mata yang sehat bukan hanya apabila seseorang tidak menderita penyakit mata, melainkan juga memastikan bahwa fungsi penglihatan dan fungsi-fungsi mata lainnya harus maksimal.
Dokter spesialis ilmu kesehatan mata Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dr Anna Puspitasari Bani mengatakan orang tua memiliki peran besar untuk mengenali dan mendeteksi kelainan mata anak sejak anak itu berusia dini.
Ada beberapa cara melihat kelainan sejak dini pada mata anak, seperti melihat respons anak saat bayi ketika dihadapkan pada cahaya.
Respons yang baik adalah anak akan mengedip. Karena itu, jika tidak ada respons, maka orang tua perlu waspada.
Cara selanjutnya yang bisa dilihat dengan kasat mata adalah melihat kejanggalan pada bola mata anak, seperti juling atau ada bercak putih pada bagian hitam mata.
Selain itu, jika anak sudah beranjak besar, perhatikan posisi kepala yang selalu miring saat menonton TV dan menggunakan gawai selalu dengan jarak dekat.
Penggunaan ponsel pintar atau gawai merupakan paparan yang sangat umum di masyarakat yang hidup di era modern, namun waktu layar memberi dampak terhadap kesehatan masyarakat yang signifikan.
Orang tua perlu menerapkan metode pencegahan sejak dini untuk menghindari gangguan mata pada anak dengan mempertimbangkan pencahayaan pada gawai yang ideal, misalnya layar gawai tidak terlalu terang dibandingkan suasana sekitar serta memerhatikan kebiasaan membaca sambil tidur berpengaruh terhadap mata minus.
Jika anak harus mengerjakan tugas dengan gawai, usahakan untuk menggunakan layar monitor komputer karena jarak pandangnya yang jauh sekitar 60 centimeter agar mata lebih rileks dibandingkan menggunakan layar ponsel dengan jarak pandang rata-rata 30 centimeter.
Orang tua dapat menjaga kesehatan mata anak dengan menjaga asupan makanan yang sehat dan bergizi, seperti banyak konsumsi sayuran, buah-buahan, kacang serta biji-bijian, serta konsumsi protein hewani berupa ikan dan daging tanpa lemak.
Mendatangi dokter mata secara rutin, perlu menjadi pertimbangan orang tua untuk menyetarakan dengan kebiasaan membuat janji dengan dokter gigi atau dokter ahli-ahli lainnya.
Rutin melakukan pemeriksaan mata anak minimal setahun sekali ke dokter sebagai salah satu kiat menjaga kesehatan mata. Banyak orang tua yang terlambat mendatangi dokter mata ketika anak sudah mengalami masalah.
Gangguan pada kesehatan mata dapat menurunkan produktivitas dan dapat berpengaruh pada masa depan anak.
Mata sebagai salah satu dari panca indera manusia menjadi jendela kehidupan pada setiap orang sehingga perlu dijaga sejak dini. (*)
(ANTARA/Selasa, 15 Oktober 2024)
Derap Nusantara
TribunNetworkBB
mata sehat
investasi
generasi emas berkualitas
Hari Penglihatan Sedunia
Dispar Sulawesi Tenggara Raih Penghargaan Investasi Pengembangan Toronipa Resort, Hotel, dan MICE |
![]() |
---|
Sejumlah Negara di Eropa Siap Investasi Solar Cell di Kaltim |
![]() |
---|
Nilai Investasi Triwulan II 2024 di Kendari Capai Rp435 M, Didominasi Perumahan, Kawasan Industri |
![]() |
---|
Kekayaan Intelektual adalah Investasi, Menkumham Supratman Andi Sebut Bisa Beri Kontribusi Ekonomi |
![]() |
---|
Kemenkumham Sultra Gelar MIC 2024, Tingkatkan Kekayaan Intelektual untuk Investasi Sulawesi Tenggara |
![]() |
---|