Lapas Kendari

Lapas Kelas IIA Kendari Beri Pendidikan Non Formal bagi WBP: Jembatan Menuju Masa Depan Lebih Baik

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) beri pendidikan non formal ke warga binaannya.

Lapas Kendari
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) beri pendidikan non formal ke warga binaannya. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) beri pendidikan non formal ke warga binaannya.

Program tersebut dijalankan Lapas Kelas IIA Kendari bekerjasama dengan Satuan Pendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar (SPN SKB) Kota Kendari.

Melalui penandatanganan surat perjanjian kerja sama terkait dengan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Penandatanganan surat perjanjian beralngsung di Aula lantai 2 Lapas Kendari, Rabu (18/9/2024), juga turut dihadiri oleh para WBP yang menjadi calon peserta pendidikan nonformal tersebut.

Kepala Lapas Kelas IIA Kendari, Herman Mulawarman mengatakan Lapas Kendari terus berkomitmen untuk memberikan kesempatan kedua bagi para narapidana melalui program pendidikan nonformal.

Sebab pendidikan non formal merupakan bagian integral dari proses pembinaan WBP.

Program ini tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan, namun juga untuk memenuhi hak pendidikan yang dibutuhkan untuk hidup mandiri dan produktif setelah menjalani masa pidana.

Baca juga: Kaligrafi hingga Cobek Karya Warga Binaan Lapas Kendari Dipamerkan Peringati Hari Pengayoman ke-79

"Pendidikan bukan hanya sekedar hak, tetapi juga kunci untuk mengubah hidup. Melalui program ini, kami ingin memberikan harapan baru bagi para WBP agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik," ujarnya.

Melalui kerja sama yang dibangun, pelaksanaan program pendidikan nonformal di Lapas Kelas IIA Kendari dimulai dari program kesetaraan pendidikan formal (paket A, B, dan C).

Disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dan minat yang berbeda-beda dari para WBP.

Proses asesmen untuk menjaring para WBP yang akan mengikuti program ini sudah dilaksanakan sebelumnya oleh tim dari SPN SKB Kendari, tentunya terlaksananya program pendidikan nonformal ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.

Selain petugas Lapas, program ini juga melibatkan tenaga pengajar dari lembaga pendidikan formal, yaitu SPN SKB selaku satuan kerja di bawah Pemerintah Kota Kendari yang berwewenang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Meskipun kerja sama dibangun dengan baik, program pendidikan nonformal di Lapas masih menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya tenaga pengajar, serta motivasi belajar yang berbeda-beda dari para WBP.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Lapas Kelas IIA Kendari terus berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun yayasan.'

Baca juga: 1 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Kendari Bebas, Dapat Remisi Hari Kemerdekaan Ke-79 Republik Indonesia

Selain itu, dilakukan pula evaluasi secara berkala terhadap program yang berjalan untuk terus melakukan perbaikan.

Kepala Lapas Kelas IIA Kendari berharap dapat terus meningkatkan kualitas program pendidikan nonformal.

Rencananya, akan dikembangkan program-program baru yang lebih relevan dengan kebutuhan WBP melalui kolaborasi dengan berbagai mitra kerja Lapas.

"Kami ingin memastikan para WBP tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga memiliki mental yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup setelah bebas," tegas Herman.

Tak lupa, Kalapas Kelas IIA Kendari menyampaikan agar memberikan dukungan moral kepada para WBP yang telah berusaha memperbaiki diri.

"Mari kita berikan mereka kesempatan untuk memulai hidup baru. Dengan dukungan kita semua, mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bermanfaat," ajaknya.

Baca juga: Inovasi Pasar Agro Pemasyarakatan Lapas Kendari Sulawesi Tenggara, Jajakan Hasil Tani Warga Binaan

Kerja sama pendidikan nonformal di Lapas Kelas IIA Kendari telah membuktikan bahwa pendidikan dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengubah hidup.

Dengan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, program ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi para WBP dan juga masyarakat luas.

Sementara itu, Kepala SPN SKB Kendari, Sarjan Abdullah Taewa yang terlibat langsung dalam program ini mengungkapkan pengalamnnya mengajar di Lapas Kendari.

"Mengajar di Lapas adalah pengalaman yang sangat berharga. Saya melihat semangat belajar yang tinggi dari para narapidana, meski bukan lagi usia sekolah. Ini membuktikan mereka memiliki keinginan yang kuat untuk berubah," ujarnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Content Writer)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved