BKKBN Sultra
Angka Stunting di Buton, Busel, Buteng Masih Tinggi, BKKBN Sultra Gencarkan Kampanye Masalah Gizi
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara mencatat angka stunting di wilayah pesisir Sultra masih tinggi.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara mencatat angka stunting di wilayah pesisir Sultra masih tinggi.
Hal ini disampaikan Kepala BKKBN Sultra, Asmar dalam kegiatan pertemuan Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Tingkat Provinsi Sultra, Senin (26/8/2024).
Asmar mengatakan stunting tertinggi di Sultra berada di wilayah pesisir yakni Kabupaten Buton, lalu Kabupaten Buton Selatan (Busel), dan Buton Tengah (Buteng).
Untuk itu, BKKBN Sultra saat ini lebih fokus dan gencar melakukan kampanye masalah gizi di tiga wilayah pesisir tersebut.
“Kalau angka stunting tertinggi itu di Buton. Selain Buton, ada Busel dan Buteng. Jadi kita lebih fokus dan gencar menyampaikan masalah gizi di sana,” kata Asmar.
Baca juga: Penguatan Kapasitas Pelayanan KB BKKBN Sultra Jadi Modal Bidan Muda di Sulawesi Tenggara Berkompeten
Asmar menyampaikan di wilayah pesisir banyak terjadi masalah sensitif seperti masalah air bersih dan sanitasi yang lebih tinggi.
Permasalahan itulah yang saat ini tengah juga didorong dan gencar dilakukan kampanye edukasi.
Dalam edukasi tersebut media masuk dalam strategi untuk penguatan penurunan stunting, di mana media diharapkan bisa menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Khususnya terkait edukasi dalam memperoleh gizi tidak harus mahal, karena gizi banyak tersedia di lingkungan sekitar seperti kelor dan ikan.
Sehingga, masyarakat tidak lagi cenderung makan makanan yang instan seperti mi instan dibandingkan dengan ikan.
Baca juga: Orientasi Bina Keluarga Balita di Buton, BKKBN Sulawesi Tenggara Harap Kader Bantu Atasi Stunting
“Perilaku itu yang perlu kita ubah. Dari yang lebih sering makan makanan instan jadi lebih sering makan ikan ataupun makanan sehat lainnya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sultra, Usnia mengatakan angka stunting di Sultra saat ini sudah sangat rendah jika merujuk pada hasil pemgukuran Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) yakni 11 persen atau di bawah rata-rata nasional.
Hal ini menunjukkan intervensi stunting yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia, membuahkan hasil.
“Pengukuran balita melalui EPPGM ini kuat, karena balita yang diukur lebih dari 96 persen. Jadi saat ini bagaimana masyarakat dan media bisa melakukan kampanye stunting, agar tidak lagi naik, dan harus turun,” tuturnya.
Adapun upaya Promosi dan KIE yang perlu didukung oleh media adalah mewujudkan perubahan perilaku masyarakat, dan melakukan komunikasi secara efektif, efisien dan terkena sasaran.
Baca juga: Berdayakan Kelompok Masyarakat Jadi Salah Satu Upaya BKKBN Turunkan Stunting di Sulawesi Tenggara
Selain itu, mendorong para pemangku kepentingan dalam turut serta melahirkan kebijakan yang berorientasi pada upaya penurunan stunting. (*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
angka stunting
Sulawesi Tenggara
BKKBN Sultra
kampanye
edukasi
media
Buton
Buton Selatan
Buton Tengah
TribunNetworkBB
Orientasi Bina Keluarga Balita di Buton, BKKBN Sulawesi Tenggara Harap Kader Bantu Atasi Stunting |
![]() |
---|
Orientasi Bangga Kencana dan Penanganan Stunting, BKKBN Sultra ke Wangi-Wangi Selatan Wakatobi |
![]() |
---|
Orientasi BKB KIT Stunting di Bombana, Langkah BKKBN Sultra Pantau Perkembangan Anak Sejak Usia Dini |
![]() |
---|
Pengukuran Stunting di Sultra dengan EPPGBM Capai 95 Persen, BKKBN dan DP3APPKB Harap Terus Naik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.