Wawancara Khusus Tribunnews Sultra
Komitmen Nunuk Suryani Tingkatkan Kualitas Guru di Indonesia Lewat Program Prioritas Ditjen GTK
Inilah komitmen Nunuk Suryani meningkatkan kualitas guru di Indonesia lewat program prioritas Ditjen GTK Kemendikbudristek RI.
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI), Prof Dr Nunuk Suryani pertama kali berkunjung di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dalam kunjungannya pada Selasa, 20 Agustus 2024, Prof Nunuk menyambangi SMAN 2 Kendari dan berdialog dengan para Guru Penggerak, hingga ASN PPPK.
Tak hanya itu, keesokan harinya pada Rabu, 21 Agustus 2024, dia mengunjungi Universitas Halu Oleo (UHO) dan melihat kegiatan Gelar Karya dari Mahasiswa PPG Prajabatan.
Sebagai informasi, Prof Nunuk merupakan seorang akademisi dan birokrat yang saat ini menjabat sebagai Dirjen GTK Kemendikbudristek RI.
Dilantik pada 23 Juli 2023, Prof Nunuk berperan penting dalam mengawal berbagai kebijakan dan program terkait guru dan tenaga kependidikan di Indonesia.
Di antaranya adalah pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK untuk guru.
TribunnewsSultra.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif bersama Prof Nunuk pada program VIP Talk, pada Rabu (21/08/2024).
Baca juga: Nunuk Suryani Sebut PPG Prajabatan Jadi Syarat Calon Tenaga Pengajar Pengganti Guru Pensiun
Berikut rangkuman wawancara TribunnewsSultra.com bersama Dirjen GTK Kemendikbudristek RI.
1. First impression atau kesan pertama Prof Nunuk berkunjung di Kota Kendari?
Jadi kalau kita berpikir Sultra seperti apa ya kualitas pendidikannya, kesan pertama yang saya dapatkan ketika saya datang ke sekolah itu luar biasa.
Luar biasa karena ternyata begitu saya masuk di sekolah, saya berbincang dengan siswa, anak-anak Sultra, anak-anak Kendari itu tidak kalah hebat dengan yang ada di Jakarta sana.
Guru-gurunya juga sangat luar biasa mbak, apalagi tadi kita ketemu dengan kepala sekolah, guru-guru yang sudah ikut Merdeka Belajar itu kalau ditanya first impressionnya luar biasa kata yang paling tepat.
2. Tantangan Prof Nunuk sebagai Dirjen GTK Kemendikbudristek RI mengawal 2,9 juta guru di Indonesia?
Jadi pertama untuk bisa mengelola guru dan tenaga kependidikan, kalau tadi 2,9 juta mendekati angka 3 juta itu guru formal. Ada lagi guru non formal sekitar 1 juta, jadi kalau ditotal ada 4 jutaan guru.
Baca juga: Dirjen GTK Kemendikbud Nunuk Suryani Ungkap Penyebab Tingginya Jumlah Guru Honorer Satuan Pendidikan
Itu cara bisa mengelola dengan baik ya sampai ke ujung-ujungnya di pulau-pulau terkecil itu, di GTK itu ada enam satker utama.
Jadi Dirjen GTK itu satu unit utama eselon I, di bawahnya itu ada enam eselon II yang membantu untuk pengelolaannya.
Seperti ada Direktorat Guru PAUD itu yang ngurusin guru PAUD se-Indonesia, Direktorat Guru Dikdas itu untuk SD SMP, Direktorat Guru PAUD Dikmendiksus untuk menengah dan pendidikan khusus.
Kemudian ada Direktorat PPG untuk penyiapan guru, dan ada Direktorat KSPSTK; Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan itu untuk sertifikasi kepala sekolahnya.
Nah di administrasinya itu ada Sekretariat Ditjen GTK yang dipimpin oleh seorang SES Ditjen GTK.
Nah, untuk bisa menyentuh sampai ke hulu, sampai ke setiap provinsi, kabupaten/kota kita punya Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di 33 provinsi di Indonesia plus yang akan datang di DKI.
Jadi dengan kita berkolaborasi mulai dari pusat hingga ke UPT-UPT, maka kita bisa mengelola dengan baik guru-guru di manapun berada tanpa ada yang tertinggal.
Baca juga: Ini Manfaat Ikut Program PPG, Nunuk Suryani Sebut Komitmen Tuntaskan Sertifikasi 1,6 Juta Guru
Saya mengkoordinasikan dan melakukan kolaborasi dengan baik dengan semua UPT, dan juga yang paling penting kolaborasi bukan hanya internal, tapi juga kolaborasi eksternal dengan pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan di daerah masing-masing.
Misalnya kalau di Sultra ini dengan Provinsi Sultra, dengan kabupaten/kota yang ada di Sultra ini kita menjalin kolaborasi yang baik.
Kolaborasi dan koordinasi, tanpa itu kita tidak akan bisa menyentuh angka 4 juta guru tadi.
Karena visinya GTK itu ada tiga, yang pertama bagaimana membuat profesi guru membanggakan, mulia. Setiap guru bangga dengan profesinya, sejahtera, bangga, dan mulia.
Kedua bagaimana bisa menjadi guru sebagai agen transformasi, karena guru adalah ujung tombak pendidikan kita, guru lah eksekutor utama semua program kebijakan yang kita lakukan.
Jika guru tidak bisa menjadi agen transformasi, maka transformasi yang kita buat dari pusat ini tidak akan sampai dengan baik.
Yang ketiga, bagaimana di setiap daerah itu ada ekosistem belajar di setiap provinsi yang berdaya dan saling menguatkan.
Baca juga: Keunggulan Platform Merdeka Mengajar Dibeberkan Dirjen GTK Nunuk Suryani saat Kunker di Kendari
Saling menguatkan itu tidak semua guru kan punya kemampuan yang sama, dengan ekosistem yang berdaya dan saling menguatkan maka pengimbasan gerakan penggerak itu dapat membuat setiap guru itu berdaya.
Jadi itu yang menjadi kata kunci, maka semua program prioritas akan bisa kita jalankan karena fokus pada tiga hal tersebut.
3. Apa saja capaian Ditjen GTK Kemendikbudristek RI selama ini, hingga Agustus 2024?
Kalau secara data nanti detailnya ada ya, tapi sebenarnya capaian program prioritas kita sudah banyak sekali selama lima tahun Mas Menteri (Nadiem Makarim) ini jadi Menteri.
Jadi yang pertama, yang paling populer, yang paling berdampak langsung pada guru adalah sudah ada ASN PPPK.
Selama lima tahun Mas Menteri ini (menjabat), sudah 774.999 guru honor menjadi PPPK. Tahun ini akan bertambah lagi 175 ribu atau 176 ribu lagi formasi ASN PPPK, sehingga kalau ditotal hampir 1 juta guru honor menjadi ASN.
Dengan menjadi PPPK status mereka menjadi ASN, kesejahteraan mereka mulai terjamin, guru-guru sudah mulai fokus pada peningkatan kompetensi.
Baca juga: Dirjen GTK Kemendikbud Minta Lulusan PPG UHO Kendari Siap Ditempatkan di Pelosok Saat Jadi ASN PPPK
Selain itu, Guru Penggerak. Jadi kalau program prioritas GTK ini, satu tadi ya sebagai pemimpin pembelajaran dan agen transformasi melalui pendidikan Guru Penggerak.
Selama masa Mas Menteri ini sudah mencetak hampir 100 ribu Guru Penggerak di seluruh Indonesia. Di antara 100 ribuan itu 12.400an sudah menjadi kepala sekolah.
Artinya mereka sudah mencapai visi kita menjadi pemimpin-pemimpin satuan pendidikan yang mampu melakukan gerakan mengubah ekosistem belajar di sekolah itu menjadi berdaya, kemudian ada kombel-kombel di setiap satun pendidikan.
Kemudian capaian yang lainnya lagi adalah Pendidikan Profesi Guru (PPG), jadi kalau kita punya angka di Indonesia ini ada 1,3 juta guru yang sudah sertifikasi.
Sebanyak 1,6 jutanya yang belum sertifikasi maka pada masa ini insyaAllah kita akan bertambah 600 ribu guru yang sertifikasi, yang dulu disebut guru dalam jabatan sekarang guru tertentu.
Kita bisa melakukan transformasi Pendidikan Profesi Guru, sehingga guru bisa lebih cepat mendapatkan sertifikasinya, dan visi kita untuk menjadi sejahtera bisa terwujud.
Yang menariknya lagi adalah kita punya PPG bagi calon guru, setiap guru baru adalah lulusan PPG. Setiap tahun kita akan mengganti guru-guru pensiun yang jumlahnya 60 ribu dengan lulusan PPG.
Baca juga: Momen Dirjen GTK Disambut Ratusan Pendidik Kendari, Dialog Bersama Guru Penggerak hingga ASN PPPK
Sehingga tidak ada lagi nambah angka guru belum tersertifikasi di dalam satuan-satuan pendidikan kita, itu capaian utamanya.
Capaian yang lain adalah selama Mas Menteri ini sudah menyelesaikan program organisasi penggerak yaitu satu kolaborasi kita dengan ormas yang mana mereka melatih literasi, numerasi, dan karakter.
Berbagi praktik baik dengan ormas-ormas yang ada, ada 150 lebih ormas yang sudah berbagi praktik baik.
Kemudian Sekolah Penggerak juga sudah hampir tuntas, ada sekolah-sekolah penggerak yang menjadi sekolah prototipe untuk implementasi Kurikulum Merdeka.
Yang tak kalah menarik adalah sekarang guru-guru kita sudah mulai belajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Di PMM itu salah satu aplikasi atau sistem belajar buat guru, yang mana setiap guru bisa belajar, mengajar, dan berbagi praktik baik.
Sudah ada 4 juta yang login di PMM dan pengguna harian itu mencapai hampir 1 jutaan, mereka itu mengakses, mendownload materi, membagi materi, dan dengan PMM itu guru bisa terhubung dari Aceh sampai Papua, dari Miangas sampai Rote.
Baca juga: BREAKING NEWS Dirjen GTK Kemendikbud Kunjungi Kantor Tribunnews Sultra di Kendari Sulawesi Tenggara
Ada 12 program prioritas yang kita kerjakan, termasuk peningkatan kompetensi guru atau PKG PJOK, PKG Guru Bahasa Inggris, kemudian kita melalui guru-guru PAUD membantu pemerintah untuk mengatasi stunting, dan juga menyiapkan guru pendamping khusus pada sekolah-sekolah inklusi.
4. Ada sekitar 1,6 juta guru yang belum tersertifikasi, apa alasan guru-guru tersebut belum tersertifikasi?
Sebenarnya program sertifikasi guru itu dicanangkan dengan mencoba undang-undang guru dosen, bahwa guru itu adalah jabatan profesional yang ditandai dengan penguasaan kompetensi, yang ditandai dengan kepemilikan sertifikasi pendidik dan memenuhi kualifikasi yaitu S1 atau D4.
Namun seiring berjalannya waktu, pada undang-undang, waktu itu dibatasi akan selesai pada tahun 2015. Namun rupanya hingga saat ini, target yang ditetapkan undang-undang itu tahun 2015 itu belum tercapai karena ada keterbatasan anggaran pada saat penyelenggaraannya.
Dengan keterbatasan anggaran itu maka sertifikasi akan membatasi kuota, sehingga makin banyak guru, perekrutan guru terus terjadi dan pada saat rekrut tidak ada pemenuhan kualifikasi harus sertifikasi, karena pada saat itu untuk sertifikasi itu sulit.
Oleh karena itu, kami melakukan transformasi Pendidikan Profesi Guru agar sekarang ini setiap guru baru sudah harus sertifikasi supaya tidak nambah barisan yang belum sertifikasi, sedangkan yang sudah ini kita tuntaskan dengan transformasi.
Transformasi yang kita lakukan adalah bagaimana sertifikasi itu tetap mengedepankan kualitas tapi bisa lebih akselerasi dan menggunakan teknologi sebagai solusi, yang mana di sini dengan PMM guru-guru akan belajar secara mandiri.
Tiga modul belajar, habis itu selesai mereka tinggal ambil Ujian Kompetensi (UK) PPG.
5. Fokus Ditjen GTK Kemendikbudristek RI terkait permasalahan guru di Indonesia saat ini seperti apa?
Seperti yang tadi kita sampaikan, fokus kita adalah bagaimana membuat profesi guru itu membanggakan, guru menjadi kompeten melalui pelatihan-pelatihan yang kita sediakan, setiap guru mendapatkan akses untuk mendapatkan pembelajaran.
Kemudian ada ruang-ruang belajar di manapun mereka berada tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Oleh karena itu, melalui PMM dan adanya Balai Guru Penggerak di setiap provinsi, setiap guru memiliki kesempatan untuk belajar tanpa harus datang ke Jawa.
Jadi fokus kita adalah bagaimana meningkatkan kompetensi, mensejahterakan mereka, dan memberikan ruang mereka untuk mengekspresikan semua potensi yang ada di dalam dirinya.
Jika mereka ingin belajar di ruang-ruang belajar, sekarang di sekolah kita ada komunitas belajar (kombel) di setiap satuan pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran.
Jika mentok tidak bisa diselesaikan, mereka bisa datang ke Balai Guru Penggerak karena sekarang Balai Pelatihan Guru tidak hanya ada di Jakarta, sekarang di setiap provinsi sudah tersedia.
6. Bagaimana dengan tenaga pendidik yang tinggal di daerah-daerah 3T, untuk mengakses PMM ini seperti apa?
Jadi kami memberikan perhatian karena kami perhatikan aspek keadilan, kesempatan yang adil bagi setiap guru untuk mendapatkan kesempatan belajar asal dia punya keinginan.
Pertama, untuk pendidikan Guru Penggerak kita ada Guru Penggerak untuk dasus (daerah khusus) dan daerah 3T.
Sedangkan untuk guru-guru yang mau belajar, kita juga sudah punya solusi buat mereka yang tidak terjangkau internet.
Karena ada juga daerah blank spot, sama sekali tidak ada internet, ada yang ada internetnya tapi tidak cukup berkualitas untuk pembelajaran daring.
Sehingga dengan melihat kondisi lapangan, kita sudah melakukan pemetaan, kurang lebih di seluruh Indonesia ada 140 ribuan GTK yang tidak berkesempatan untuk belajar di PMM, kita sediakan sarana offlinenya yang disebut Awan Penggerak.
Awan Penggerak ini sudah kita luncurkan secara nasional pada awal tahun 2024 dan sekarang sudah diakses oleh setiap guru secara offline.
Hanya butuh satu server komputer guru yang terhubung dengan internet, maka seluruh client di sekolah itu langsung bisa mengalir datanya di PMM sehingga mereka bisa tetap belajar meskipun secara offline.
Dia sudah bisa belajar menggunakan platform dengan mengajar, pelatihan mandiri, mengunduh buku-buku belajar, dan apapun, kecuali misalnya webinar daring.
Termasuk di sini, Sultra sudah kita siapkan melalui Balai Guru Penggerak dan juga Balai Penjaminan Mutu Pendidikan untuk membantu GTK di sini untuk belajar menggunakan Awan Penggerak.
7. Komitmen Ditjen GTK Kemendikbudristek RI terkait kesejahteraan dan pengembangan kompetensi guru seperti apa?
Kami berkomitmen bahwa setiap guru berhak untuk mendapatkan kesejahteraan dan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, dan setiap kompetensi yang ditingkatkan berhak mendapatkan penghargaan.
Dengan komitmen itu, maka kami akan terus mengupayakan guru-guru honor menjadi PPPK, guru yang belum tersertifikasi kita upaya untuk segera tersertifikasi, sehingga komitmen mereka sejahtera bisa kita wujudkan.
Setiap guru yang punya keinginan untuk meningkatkan kompetensinya kita fasilitasi dengan pengelolaan kinerja di PMM, apapun yang mereka lakukan mendapatkan penghargaan untuk dapat diperhitungkan sebagai kredit mereka untuk penilaian kinerja mereka.
Arah ke depan, kinerja yang baik itu akan berdampak pada pemerolehan kesejahteraan juga. Jadi itu adalah komitmen kami terhadap guru.
8. Apakah ada arahan dari Prof Nunuk kepada guru-guru menjelang Pilkada 2024 terkait netralitas?
Buat semua guru di Indonesia, khususnya yang ada di Sultra kita sudah mau mendekati Pilkada tetaplah menjadi guru yang netral karena di dalam aturan undang-undang ASN juga disebutkan kita tidak boleh berpihak pada manapun.
Fokuslah untuk meningkatkan kompetensi diri yang akhirnya adalah untuk pelayanan pada siswa.
Saya mengimbau kepada semua guru agar tidak terlibat pada politik praktis karena ini memang tidak dibenarkan apalagi sebagai guru ASN maupun non ASN.
Jadi fokus guru pada masa-masa Pilkada ini adalah peningkatan kompetensi diri. Kami juga memfasilitasi bagi siapapun guru yang ingin meningkatkan kompetensi diri tersedia sarana untuk itu.
9. Tips menjaga tubuh agar tetap prima meskipun menjalankan banyak kegiatan dari Prof Nunuk Suryani?
Prima itu diawali dari pikiran kita, jadi bekerja sebagai Dirjen itu bukan bekerja sebagai birokrat tapi sebagai pelayan guru.
Ketika kita bekerja sebagai pelayan guru maka apapun yang kita hadapi ketika sedang bekerja, anggaplah itu bagian pelayanan yang harus kita berikan secara maksimal kepada guru.
Kedua, tetaplah berpikir positif karena itu akan membantu kita untuk melihat semua persoalan dari perspektif positif.
Jadi jangan pernah mencoba berpikir negatif pada apapun masalah yang kita hadapi, misalnya kalau ada guru yang lagi sedih, marah-marah, pikirlah positif bahwa guru itu tidak tahu dengan persoalannya.
Sehingga dia harus mendapatkan bantuan kita untuk mengetahui permasalahannya.
Dengan mencintai pekerjaan kita maka di manapun kita bekerja tidak akan pernah merasa berat, dan itulah yang membantu kita untuk terus bisa memberikan energi kita seluruhnya untuk pekerjaan kita.
Sebagai informasi, wawancara eksklusif ini dapat disaksikan selengkapnya dalam program VIP Talk yang tayang pada 21 Agustus 2024 di Channel YouTube TribunnewsSultra.com. (*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
Kuota CASN 2024 Sulawesi Tenggara Ada Formasi Tenaga Kesehatan, Teknis dan Guru, Terbanyak PPPK |
![]() |
---|
Soal Penghapusan Jurusan IPA dan IPS, Dikbud Sultra Minta Sekolah Siapkan Guru dan Sarana Prasarana |
![]() |
---|
BPKAD Konawe Sultra Pastikan Gaji ke 13 PPPK Guru dan Tenaga Kesehatan Cair Akhir Juni 2024 |
![]() |
---|
Pemda Konawe Utara Kerja Sama UNESA dan UNUSA Tingkatkan Kualitas Guru dan Tenaga Kesehatan di Konut |
![]() |
---|
619 PPPK Guru dan Tenaga Teknis Konawe Salurkan Bantuan 200 Karung Beras di 3 Desa Terdampak Banjir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.