Penganiayaan Siswa SMA di Baubau

Buntut Pemukulan Siswa Saat Latihan Marching Band, Kepala SMAN 1 Baubau Evaluasi Kontrak Pelatih

Kepala SMAN 1 Baubau, Muhammad Radi akan evaluasi kontrak pelatih imbas pemukulan yang dilakukan alumni marching band terhadap siswa saat latihan.

Penulis: Harni Sumatan | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan
Kepala SMAN 1 Baubau, Muhammad Radi. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Kepala SMAN 1 Baubau, Muhammad Radi akan evaluasi kontrak pelatih imbas pemukulan yang dilakukan alumni marching band terhadap siswa saat latihan.

Muhammad Radi mengatakan setelah melakukan rapat bersama komite sekolah terdapat beberapa langkah yang akan diambil yakni evaluasi sistem pelatihan.

"Evaluasi sistem pelatihan atau kontrak antara SMAN 1 Baubau dan pelatih yang ada sekarang," ungkapnya, Rabu (31/7/2024).

Kata dia, meskipun peristiwa tersebut bukan dilakukan pelatih ataupun asisten pelatih, pihaknya tetap melakukan evaluasi sambil membekukan kegiatan marching band sampai mengetahui akar permasalahannya.

"Jadi setelah 17 Agustus 2024, kegiatan marching akan diberhentikan sementara," tegasnya.

Baca juga: Pelaku Pemukulan Siswa Saat Latihan Marching Band SMAN 1 Baubau Bukan Asisten Pelatih

Ia juga mengungkapkan merasa kecewa dengan tindakan-tindakan dari alumni tersebut.

"Saya juga keberatan, serta saya telah bicara dengan orang tua siswa dan komite untuk peristiwa tersebut kami usahakan tidak akan terjadi lagi," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya salah seorang asisten pelatih diduga melakukan pemukulan terhadap siswa saat latihan marching band di halaman SMAN 1 Baubau, Minggu (21/7/2024).

Korban SA yang saat itu berada di kelompok tenor bersama tujuh siswa lainnya diminta berbaris untuk menerima arahan dari asisten pelatih.

Namun tiba-tiba pelaku memukul siswa pada bagian perut hingga terjatuh, seluruh korban hanya terima satu pukulan dalam peristiwa tersebut.

Baca juga: Korban Pemukulan saat Latihan Marching Band di SMAN 1 Baubau Sempat Sulit Bernapas Usai Dipukul

Korban SA merasa sesak hingga sulit bernapas pasca pemukulan tersebut.

Namun, ia masih dapat melanjutkan aktivitas yakni tampil pada acara di Kabupaten Buton Tengah, Senin (22/7/2024).

Lalu, pada Kamis (25/7/2024) pagi, korban SA sudah mulai merasakan demam serta terus-menerus muntah hingga akhirnya korban meminta dibawa ke rumah sakit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter korban mengalami trauma benda tumpul pada bagian rusuk.

Kejadian ini kemudian dilaporkan oleh ayah korban ke Polres Baubau pada Kamis (25/7/2024). (*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved