Idul Adha 2024

Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia Sulawesi Tenggara Beri 3 Tips Memilih Daging Sapi Segar

Cara memilih daging sapi segar berdasarkan warna hingga teksturnya. Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sulawesi Tenggara, drh Nara.

Apriliana Suriyanti
Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), drh Nara. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) drh Nara membagikan cara memilih daging sapi segar.

Seperti diketahui, menjelang Idul Adha 2024 warga tentunya akan mencari daging sapi sebagai menu olahan saat hari raya.

drh Nara mengatakan, masyarakat dapat memilih daging sapi segar berdasarkan warna hingga teksturnya.

Cara yang pertama, daging sapi segar memiliki warna khas yakni merah kehitam-hitaman.

"Kalau daging sapi segar kita cari warna merah kehitaman begitu ya," katanya, Minggu (16/06/2024).

Baca juga: Harga Daging hingga Telur di Pasar Panjang Kota Kendari Sultra H-1 Lebaran Idul Adha 2024

Kedua, daging sapi yang masih segar tidak mengeluarkan bau tengik.

"Jadi daging bagus itu bau darahnya masih khas, masih segar ya," ucapnya kepada TribunnewsSultra.com.

Terakhir, masyarakat dapat melihat daging sapi yang segar melalui teksturnya.

drh Nara mengucapkan, tekstur daging sapi segar adalah empuk, tidak berair ataupun berlendir.

"Tekstur daging yang mengalami masalah itu lebih lembek, kemudian agak berair bahkan berlendir," jelasnya.

"Kalau sudah begitu (daging sapinya) janganlah kita beli ya," imbuhnya.

Selain itu, drh Nara menganjurkan agar membeli daging sapi di kios memiliki sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

Baca juga: Harga Sapi Kurban dan Daging Sapi Kiloan di Baubau Sultra Tidak Alami Kenaikan Jelang Idul Adha 2024

Sebab, dengan adanya NKV, kualitas daging sapi didagangkan terjamin baik.

"Kenapa kami menyarankan, karena sudah pasti daging itu berasal dari hewan sehat," katanya.

Tak hanya itu, proses pemotongan sapi juga diawasi oleh dokter hewan dan dilakukan di rumah potong hewan.

Bahkan, untuk pemotongan hewan tersebut memakai juru sembelih halal alias juleha.

"Kecuali momen kurban, tapi tetap ada petugas kesehatan atau dokter hewan yang monitoring," ucap dia.(*)

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved