Suami Pembunuh di Makassar Ternyata 3 Kali Menikah, Cor Mayat Istri ke-3, Nasib 2 Istrinya yang Lain

Fakta baru terkuak dari kasus pembunuhan suami cor mayat istri di Jalan Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Aqsa
Kolase foto Kompas.com/Dok Tribun Timur
Fakta baru terkuak dari kasus pembunuhan suami cor mayat istri di Jalan Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Suami H (42) yang membunuh istrinya J (35) lalu mencor jasadnya di belakang rumah ternyata sudah 3 kali menikah. Korban kasus suami bunuh istri lalu jasadnya dicor yang baru terungkap setelah 7 tahun tersebut adalah istri ketiga. 

Warga memadati proses rekonstruksi pembunuhan suami berinisial H (42) terhadap istrinya J (35) tersebut.

Pelaku H yang dihadirkan dalam rekonstruksi itu, tampak diteriaki warga.

“Hukum mati saja,” teriak warga saat melihat H keluar dari mobil Jatanras mengenakan baju tahanan dengan tangan terborgol.

Pantauan di lokasi, tampak diceritakan awal mula cekcok di lantai dua rumah seluas 3x8 meter tersebut.

Sebelumnya, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib, mengatakan, Jumiati bukan dibunuh tahun 2018 lalu.

Melainkan, dibunuh suaminya pada 2017 lalu atau tujuh tahun setelah mayatnya ditemukan terkubur dalam rumah, Minggu lalu.

Demikian disampaikan Kombes Pol Mokhamad Ngajib saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (16/4/2024) siang.

“Kita dapatkan lah bahwa kejadian kasus pembunuhan itu terjadi sekitar bulan Agustus tahun 2017,” katanya.

Menurut Kombes Ngajib, sejauh ini ada sembilan saksi diperiksa terkait kasus pembunuhan tersebut.

“Jadi perkembangan penanganan perkara untuk terjadinya kasus pembunuhan, setelah kita lakukan pemeriksaan sampai saat ini ada 9 orang saksi dan satu tersangka,” jelasnya.

“Kemudian dari hasil pemeriksaan tersebut termasuk juga hasil konfrontasi antara saksi-saksi dan pelaku. Kemudian kita juga ada digital forensik,” lanjut Kombes Ngajib.

Adapun motif penganiayaan H yang menewaskan istrinya J, kata Ngajib, karena cemburu buta.

“Motif dari pada kejadian pembunuhan ini adalah didasari rasa cemburu pelaku atau suami terhadap istri atau korban,” ujarnya.

Ngajib membeberkan, H emosi lantaran menduga sang istri bertemu dengan mantan pacarnya.

“Pada saat itu, ini sudah ada perjanjian atau sudah ada janji untuk ketemu mengadakan satu acara, kemudian diinformasikan bahwa istrinya ini ketemu dan komunikasi dan bersama-sama dengan mantan pacarnya,” lanjutnya.

“Sehingga di situlah mulai terjadi emosional daripada pelaku terhadap korban. saat menanyakan. Ini tidak jawaban disitulah pelaku melakukan kekerasan,” kata Kombes Ngajib menambahkan.

Penganiayaan yang dilakukan H terhadap J terjadi sebanyak tiga kali.

“Penganiayaan sebanyak tiga kali, yang pertama menggunakan balok, kedua balok, ketiganya menggunakan balok dan melakukan pemukulan sehingga dihari ketiga didapatkan lah korban sudah meninggal dunia,” jelasnya.

Pengakuan Tersangka

Sementara H saat diinterogasi polisi di rumahnya mengaku cemburu terhadap J yang dicurigainya bertemu mantan pacarnya.

Namun, tuduhan H itu tidak diakui hingga keduanya pun terlibat cekcok dan berujung penganiayaan.

“Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1, saya tanya tapi dia tidak mau mengaku,” ujar H dengan tangan terikat.

Ia kemudian memukul istrinya J dengan tangan diakhiri menggunakan balok hingga korban meregang nyawa.

“Saya pukul pakai tangan di dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira-kira 2018,” kata H.

“Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali,” jelasnya menambahkan.

Setelah J tidak sadarkan diri dan meninggal, H membawa mayat istrinya itu ke bagian belakang rumah.

Di belakang rumah berlantai dua dengan lebar tiga meter dan panjang 8-10 meter, terdapat lubang.

H lalu memasukkan mayat istrinya ke lubang itu lalu menutupinya dengan semen.

“Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasih semen di atasnya, tidak cor,” ujarnya.

“Tidak (saya gali), sudah ada memang lubang di situ, tanah kosong memang di belakang (rumah), ada lubang,” lanjutnya.(*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana Aswan, Tribun-Timur.com/Muslimin Emba)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved