Berita Kendari
Mengenal Prosesi Adat Karia Asal Muna, Dilestarikan hingga Daerah Kota Kendari Sulawesi Tenggara
Mengenal prosesi adat Karia asal suku Muna Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Masih sering dilaksanakan untuk melestarikan budaya daerah.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
Kemudian diturunkan satu persatu-satu ke tempat duduk yang sudah disiapkan.
Kemudian kaki mereka akan dijejalkan ke tanah yang sudah disiapkan pula di piring yang dibawakan oleh salah satu orang yang dituakan serta mereka dibacakan doa oleh imam.
Baca juga: Gaya Bupati Konut Ruksamin dan Pj Gubernur Sultra Andap Berpakaian Adat di Festival Wakatobi Wave
Selanjutnya para gadis menarikan Tari Linda secara bergantian di hadapan para keluarga yang hadir diiringi musik gong.
Setelah ritual pengesahan dibacakan doa dan dilanjutkan pemotongan pohon pisang yang dilakukan dengan tarian silat Muna atau Powele
Tarian Ini merupakan sebagai tanda akhir dari pada proses pingitan.
"Gerakan tarian silat ini diambil dari silat jaman dulunya dilakukan oleh para pengawal kerajaan."
"Silat muna sebagai bagian tanda akhir prosesi acara dengan pemotongan pisang," jelasnya.
Ia berharap tradisi leluhur ini terus dilestarikan dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
Apalagi prosesi adat Karia ini merupakan tradisi wajib yang dilakukan oleh para gadis Muna.
Sebab jika tidak dilakukan maka akan dikenakan sanksi moral seperti ditegur oleh para orangtua.
"Karia ini suatu titipan nenek moyang dan leluhur kami ketika sudah menjelang dewasa atau mau menikah atau setelah menikah diwajibkan untuk di Karia," ujarnya.
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Adat-Karia-asal-suku-Muna.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.