Prajurit TNI Tak Pernah Berada Dalam Kondisi Seperti Ini, KKB Papua Libatkan Ibu-bu dan Anak-anak

Prajurit TNI kesulitan ketika KKB Papua melibatkan ibu-bu dan anak-anak saat kontak senjata di di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan, prajurit TNI kesulitan ketika KKB Papua melibatkan ibu-bu dan anak-anak saat kontak senjata di di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Prajurit TNI yang ditugaskan menyelamatkan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mertens mengalami kondisi sulit.

Mereka harus menghadapi ibu-ibu dan anak-anak ketika akan kontak senjata dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Prajurit TNI tak pernah berada dalam kondisi seperti ini.

Prajurit TNI melaksanakan operasi pembebasan Kapten Philip Mark Mertens yang ditawan KKB Papua.

Ketika melangsungkan operasi tersebut, prajurit TNI harus baku tempak sehingga menggugurkan Pratu Miftahul Arifin.

Prajurit TNI kelahiran Pacitan, Jawa Timuritu tertembak dan jatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter di hutan Papua Pegunungan.

Kini, jenazahnya dalam upaya pengangkatan namun terkendala cuaca.

Baca juga: Ini Dia Video Popo dan Rozi yang Viral di Twitter, Rozi Lecehkan Popo Berbie saat Ngonten Bareng?

Pratu Miftahul Arifin gugur dalam kontak tebak dengan KKB Papua yang terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023), sekitar pukul 16.30 WIT.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, KKB Papua melibatkan ibu-ibu dan anak-anak ketika menyerang prajurit TNI.

"Jadi istilahnya anggota kita dikeroyok," katanya saat konfrensi pers di komplek Bandara Juanda Surabaya, Selasa (18/4/2023).

"Mereka ajak masyarakat setempat dari ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerang anggota kita," sambungnya, sebagaimana dikutip Kompas.com.

Yudo telah menemui salah satu dari 36 anggota yang ikut dalam misi penyelamatan kali ini.

Anggota tersebut lantas menceritakan situasi ketika terjadinya kontek senjata prajurit TNI dan KKB Papua.

Ternyata prajurit TNI ragu-ragu menembak karena ada banyak ibu-ibu dan anak-anak yang ikut serta.

Menurut Yudo, prajurit TNI mengaku tak pernah berada dalam situasi seperti itu.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved