Ramadhan 2023

Sikat Gigi Saat Puasa Apakah Batal atau Makruh Saat Berpuasa Ramadhan? Ternyata Ada 2 Pendapat Ulama

Lakukan sikat gigi saat puasa apakah batal atau makruh saat berpuasa Ramadhan 2023, simak 2 pendapat ulama terkait pertanyaan tersebut.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Aqsa
handover
Lakukan sikat gigi saat puasa apakah batal atau makruh, simak 2 pendapat ulama terkait pertanyaan yang masih mengemuka di bulan Ramadhan 2023. Sikat gigi saat puasa bahkan masuk tren penelusuran harian teratas di Google Trends sejak Kamis (23/03/2023) hingga Jumat (24/03/2023). 

Lain lagi dengan hukum sikat gigi saat puasa namun airnya tertelan. Cholil mengatakan hukumnya adalah haram alias membatalkan puasa.

“Oleh karena itu, pada saat kita puasa, berkumur-kumur tidak boleh terlalu dalam, agar tidak menelan air,” jelasnya dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.TV melansir artikel Kompas.com yang tayang pada Minggu (03/04/22).

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat juga memberikan penjelasan soal hukum sikat gigi saat puasa tersebut.

Menurutnya, menyikat sikat gigi atau bersiwak termasuk amalan mustahaf.

“Kata Nabi SAW, kalaulah tidak memberatkan kepada umatku, tentu aku akan perintahkan umatku untuk bersiwak setiap kali akan shalat,” katanya dikutip TribunnewsSultra.com dari Banjarmasinpost.co.id melansir kanal YouTube AsWaJa YT.

Baca juga: Amalan Sunnah dan Bacaan Dzikir Ramadhan 2023, Diamalkan Sembari Menanti Waktu Berbuka Puasa

“Kata para ulama di siang Ramadhan justru dianjurkan amalan mustahab,” jelasnya menambahkan.

Dengan kata lain, menggosok gigi saat puasa di siang hari hukumnya boleh bahkan termasuk amalan mustahab atau yang sangat dianjurkan.

Berpahala bila dikerjakan dan tidak mengandung dosa jika ditinggalkan.

“Tapi yang dianjurkan jangan gunakan pasta gigi yang dapat sekiranya mengumpulkan ludah. Apabila sebagian terkumpul atau tertelan maka makruh hukumnya,” ujarnya.

Ustadz Adi Hidayat pun menjelaskan sejumlah amalan-amalan saat puasa.

Amalan tersebut yakni amalan mujawwaz atau jaizatusshiyam atau amalan yang boleh dilaksanakan.

Selain itu, ada amalan makruhatusshiyam atau amalan yang makruh dilakukan.

“Kalau yang boleh dilakukan itu artinya tidak ada pahala dan tidak ada dosa bisa dilakukan saja,” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Misalnya kumur-kumur saat wudhu. Kemudian saat di luar wudhu tapi saat situasi panas luar biasa ingin kumur-kumur hukumnya boleh.

“Tapi kalau sengaja kumur-kumur tidak ada alasan itu makruh hukumnya. Khawatir sebagian bisa tertelan,” ujarnya menambahkan.(*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana Aswan)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved