Berita Kendari
Cerita Syarifuddin Cari Sampah Plastik di Usia Renta, Jeratan Kemiskinan Struktural
Berikut ini kisah Syarifuddin, pria diusia renta masih tetap banting tulang mencari nafkah di tengah hiruk pikuk Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Penulis: Naufal Fajrin JN | Editor: Desi Triana Aswan
Baginya, bekerja mengumpulkan gelas dan botol plastik adalah jawaban dari kemiskinan yang ia dan keluarga alami.
Namun, ia tidak sepakat dengan anggapan orang-orang yang mengatakan miskin disebabkan karena malas.
"Banyak faktor, termasuk akses pekerjaannya," ungkapnya.
Setidaknya, apa yang dilakukan Syarifuddin menunjukkan bahwa kerja keras bukanlah satu-satunya faktor seseorang dapat dikatakan kaya.
Melalui pekerjaan mencari sampah plastik, sama sekali tidak ada kemalasan dalam diri Syarifuddin.
Kotoran yang melengket di kaki dan pakaian Syarifuddin memberi arti ada dorongan kebutuhan keluarga yang harus ia penuhi.
Bagaimanapun, ia terus bekerja keras.
Baca juga: Kisah Pilu Bocah Kakak Beradik Korban Pelecehan di Baubau Sulawesi Tenggara, 7 Pelaku Berkeliaran?
Ia mengaku sempat mengalami kelumpuhan akibat kelelahan berjalan kaki mendorong gerobak setiap harinya.
Namun, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus bekerja.
Sembari bekerja, ia menitipkan harapan kepada tiga anaknya yang masih bersekolah.
Dengan penghasilan seadanya, ia memiliki keinginan untuk terus menyekolahkan mereka.
"Setidaknya anak-anak bisa merubah nasib keluarga nanti," harapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kota Kendari pada tahun 2022 sebanyak 4.57 persen.
Angka tersebut menurun sedikit dari tahun sebelumnya yang berada di angka 4.87 persen.
Kisah Syarifuddin adalah satu dari banyak kasus kemiskinan yang dialami masyarakat Kota Kendari.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.