Berita Kendari

Keluarga Pasien Kecewa Komentar Pihak RSUD Kendari Sebut Tak Menelantarkan: Buka Saja CCTV Biar Real

Keluarga pasien menyayangkan pernyataan pihak Rumah Sakit Daerah Kota Kendari yang menyebut telah melakukan pelayanan sesuai standar operasional. 

Penulis: Sugi Hartono | Editor: Desi Triana Aswan
Istimewa
Ayah pasien RSUD Kota Kendari (baju putih) H Amiruddin sayangkan pernyataan pihak rumah sakit yang tidak mengaku menelantarkan anaknya. Keluarga pasien menyayangkan pernyataan pihak Rumah Sakit Daerah Kota Kendari yang menyebut telah melakukan pelayanan kepada pasien. 

TRIBUNNNEWSSULTRA,KENDARI- Keluarga pasien kecewa dengan pernyataan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari yang menyebut telah melakukan pelayanan sesuai standar operasional. 

Namun, bagi pihak keluarga hal tersebut tidak sesuai faktanya. 

Terlebih mereka memiliki bukti terkait peristiwa dugaan penelantaraan pasien tersebut.

Ayah pasien, H Amiruddin membantah kalau anaknya mendapatkan perawatan dari pihak RSUD Kota Kendari sebagaimana pernyataan pihak rumah sakit

Ia mengatakan kalau anaknya itu selama kurang lebih tiga jam tidak mendapatkan penanganan karena pihak rumah sakit masih mempersoalkan ketersediaan kamar yang disebut kosong.

"Kami tidak mempermasalahkan kamar, tapi penanganan dulu karena darurat. Karena tidak ditangani saya keluar. Jadi saya minta dengan hormat, jangan mengada-ngada, jangan merekayasa tunjukkan CCTV. Jangan berbicara bohong kalau tidak tahu. Buka aja CCTV real semua," katanya, Kamis (9/2/2023) saat menghubungi TribunnewsSultra.com.

Menurutnya, sebaiknya Direktur RSUD Kota Kendari, dr Sukirman tidak mendengarkan penjelasan anak buah sebelum melihat langsung CCTV. 

Baca juga: Penjelasan RSUD Kendari Soal Video Viral Pasien Diduga Ditelantarkan Gegara Kamar Perawatan Penuh

"Jangan dengar anak buah, buka saja CCTV kan real. Apa bila betul CCTV dibuka, betul ditangani atau tidak. Kami siap kalau rumah sakit laporkan," tuturnya.

Kata ia pihaknya tidak mempermasalahkan masalah kamar baik itu pasien dirawat di kamar kelas I ataupun kelas III, melainkan terkait penanangan pertama pihak rumah sakit kepada anaknya tersebut.

"Kami tidak permasalahkan masalah kamar. Tapi penanganan pasien. Apalagi ini ada undang-undangnya," tuturnya.

Sebagai orang tua pasien, H Amiruddin berharap agar pihak rumah sakit mengaku salah dan meminta maaf terkait pelayanan RSUD.

"Kalau kita salah kita minta maaf sama pasien," tuturnya.

Jika pihak rumah sakit merasa kalau melakukan hal benar terkait pelayanan terhadap anaknya, maka ia siap mempertanggungjawabkan segala pernyataan yang dilontarkan.

Sebaliknya, jika pihak rumah sakit tak dapat membuktikan bahwa pelayanan yang dilakukan baik, maka pihak keluarga akan membawa hal ini ke jalur hukum.

"Intinya begini, jangan memperpanjang suatu masalah. Kalau pihak rumah sakit merasa di rugikan, kami siap dilaporkan. Tapi dari pihak RS juga tidak bertanggungjawab bahwa telah menelantarkan pasien. Saya siap menanggung resiko apabila saya memberikan berita bohong saya siap dihukum dan apabila juga terbukti tidak ada penanganan mereka juga harus siap," tuturnya.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved