Berita Wakatobi
Kisah Nur Ayni Jadi Relawan Pendidikan, Mengatasi Buta Baca Alquran Untuk Anak-anak Pedesaan
Sosok itu bernama Nur Ayni, ia merupakan seorang relawan pendidikan Alquran yang telah mengabdikan dirinya selama tujuh tahun, di kampungnya sendiri.
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Muhammad Israjab
Lanjutnya, sedangkan ada yang baru lulus SD sudah duduk bersamanya dalam satu majelis ilmu.
Diumur yang sama ia bahkan belum mengenal tentang cara seorang muslimah berhijab sesuai apa yang Allah perintahkan.
"Fatalnya lagi saya beberapa kali jatuh dalam kesyirikan tanpa sadar,"ungkap Nur Ayni.
Kenyataan yang membuat ia protes pada awalnya, kenapa tidak pernah ada yang mengingatkan tentang kekeliruan?
Mengapa begitu terlambat untuk mengenali kebenaran?
Baca juga: Deretan Peringatan Tanggal 28 November, Hari Menanam Pohon, Hari Dongeng, Revolusi Oranye di Ukraina
Dirinya tidak punya kemampuan untuk mengembalikan waktu, namun jika boleh berharap agar masa kecilnya tidak terulang kepada mereka generasi selanjutnya saat ini.
"Maka disini saya sekarang mengajar dan mengingatkan sebatas yang saya mampu,"katanya.
Ia juga menjelaskan sampai sejauh ini menjadi relawan pendidikan sukanya banyak karena apa yang dijalani menyenangkan hatinya dan tidak ada dukanya.
Melihat perjuangan selama menjadi relawan pendidikan tentunya ada beberapa warga maupun pihak lainnya yang menentangnya.
Ia pun menceritakan pada awalnya ada penentangan agar tidak mendirikan rumah baca ini.
Khususnya dari orang terdekat mungkin akan menilainya aneh dan bodoh.
"Kata mereka waktu terlalu mahal untuk dihabiskan dalam pekerjaan tak berpenghasilan,"cerita Relawan Pendidikan itu.
Kemudian ada muncul pemikiran beberapa orang berpikiran bahwa wanita bercadar adalah radikal dan keras.
"Tapi siapa peduli, bagi saya fokus saja memberi manfaat,"katanya.
Nur Ayni berharap walau saat ini dirinya mengajar sendirian namun ada impian kedepannya agar bisa membangun pusat pendidikan bermanfaat.