Berita Kendari
Fenomena Antrean Panjang BBM di SPBU Kendari, Pertamina Sebut Pengguna Pertamax Beralih ke Pertalite
Fenomena antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjadi hal yang sering dijumpai masyarakat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Fenomena antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjadi hal yang sering dijumpai masyarakat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hampir setiap SPBU di Kota Kendari antrean pengisian BBM mengular hingga melewati halaman SPBU yang berdampak pada padatnya arus lalu lintas di sekitarnya.
Fenomena yang terjadi belakangan ini lantas memunculkan berbagai tanggapan dari masyarakat Kota Kendari, Provinsi Sultra.
Tak jarang ditemui pengguna kendaraan baik roda empat maupun roda dua terpaksa harus mengisi bahan bakarnya melalui penjual BBM eceran pinggir jalan.
Fenomena antrean panjang di Kota Kendari ini terjadi setelah pemerintah mengumumkan penyesuaian harga BBM jenis Pertalite, Pertamax, dan Solar.
Baca juga: Masyarakat di Kendari Sultra Diimbau Tidak Membuang Sampah Sembarangan Guna Cegah Terjadinya Banjir
Usai adanya pengumuman tersebut, antrean BBM di SPBU kian parah hingga waktu tunggu membeli bahan bakar menghabiskan banyak waktu.
Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengatakan pengguna BBM merasa harga BBM nonsubsidi dan subsidi sangat jauh berbeda.
"Jadi perbedaan produk tersebut mengakibatkan pengguna Pertamax beralih ke Pertalite, sehingga konsumen Pertalite bertambah," ungkapnya, Selasa (27/9/2022).
Lebih lanjut, Pertamina mengklaim walau konsumen Pertalite bertambah, tetapi pihaknya memastikan tidak ada pengurangan kuota setiap SPBU.
Katanya, masyarakat juga harus memahami karena dari revisi Perpres pendistribusian BBM tidak kunjung diimplementasikan sehingga semua bisa bolak balik untuk mengisi bahan bakar.
Baca juga: Pemkot Kendari Pastikan PDAM Lancar Salurkan Air Bersih, Tinjau Persiapan Pemasangan Mesin di Pohara
"Dari sisi perbandingan ataupun market share saat ini 85 persen pengguna Pertalite dengan sebelumnya berkisar antara 70-75 persen," katanya.
Kata Taufiq Kurniawan, artinya jika dilihat dari market share pengguna Pertalite mengalami kenaikan sebesar 10-15 persen.
Sementara itu, menanggapi panjangnya antrean BBM, Pertamina tidak bisa menambah jalur tambahan agar mengurangi kepadatan antrean.
"Karena memang setiap SPBU didirikan mempunyai tangki yang sudah dedicated, karena tidak mungkin bekasnya Pertamax diisikan atau diganti menjadi Pertalite," ungkapnya.
Taufiq menambahkan jika dialihfungsikan atau diganti tangkinya menjadi jenis BBM lainnya maka akan mengurangi kualitas karena produknya tercampur.
Baca juga: Soal Konversi LPG ke Kompor Listrik, Pertamina Sebut Punya Segmentasi Pasar dan Pilihan Pelanggan
Jika dikosongkan juga lalu diganti dengan BBM jenis lainnya tetap akan sama, kualitas tentunya akan tercampur dan mengalami penurunan.
"Jadi tidak semudah itu untuk diganti, malah yang dikhawatirkan bisa ditutup SPBU-nya dan akan berpengaruh antreannya di tempat lain," katanya.
Ia mengatakan fenomena ini khususnya di Kota Kendari masih banyaknya pelanggan yang menggunakan motor Thunder dan tangki mobil modifikasi.
Untuk itu, pihak kepolisian harus tegas dalam menindak pelanggaran tersebut dengan melihat STNK hingga spesifikasi mesinnya sehingga tidak mengganggu konsumen lain dalam membeli BBM. (*)
(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)