Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-142: Rudal Pasukan Putin Hantam Gedung Sipil, 23 Orang Tewas
Begini kondisi terkini invasi Rusia di Ukraina: Sedikitnya 23 orang termasuk 3 anak-anak akibat rudal pasukan Vladimir Putin hantam gedung sipil.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang yang terjadi di antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina hingga Jumat (15/7/2022) terhitung telah berlangsung 142 hari lamanya.
Kabar terbaru di antaranya adalah rudal Rusia yang menghantam bangunan sipil dan pusat budaya di Kota Vinnytsia, Ukraina bagian tengah tewaskan 23 orang termasuk 3 anak-anak.
Invasi ini dimulai sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan militernya untuk meluncurkan serangan berskala penuh ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) lalu.
Serangan yang disebut Putin sebagai 'operasi militer khusus' ini bertujuan untuk memberantas 'genosida' di Donbas, serta 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' Ukraina.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-141: Zelenskyy Sebut Putin Paksa Jutaan Warga Pindah ke Rusia
Konflik bersenjata antar dua negara bertetangga tersebut hingga kini terus berlanjut dan belum terlihat tanda-tanda akan segera berakhir.
Menurut Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, perang Rusia-Ukraina dapat berlanjut selama beberapa tahun kemudian.
Kondisi Terkini Perang
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-142 perang Rusia dengan Ukraina:
- Sedikitnya 23 orang termasuk 3 anak-anak, tewas dan 66 korban lainnya terluka setelah rudal Rusia menghantam bangunan sipil dan pusat budaya di Kota Vinnytsia, Ukraina tengah.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-140: Pasukan Zelenskyy Luncurkan Roket ke Kherson
Serangan di Vinnytsia, jauh dari garis depan perang, terjadi pada Kamis (14/7/2022) pagi waktu setempat, ketika jalan-jalan penuh dengan orang.
Layanan darurat negara Ukraina mengatakan masih mencari 39 orang yang dinyatakan hilang, sementara 34 korban masih dalam kondisi serius.
- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan Rusia di Vinnytsia sebagai "tindakan terorisme terbuka".
Dalam pidato video di konferensi Den Haag, Zelenskyy mendesak pejabat pengadilan kriminal Eropa dan internasional untuk membuka "pengadilan khusus" agar menyelidiki invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-139: Roket Hantam Kharkiv, 6 Orang Termasuk Ayah dan Anak Tewas
- Seorang pejabat tinggi Ukraina mengatakan serangan rudal di Vinnytsia adalah "strategi militer yang disetujui" oleh Putin.
Mykhailo Podolyak selaku kepala tim perunding Ukraina sekaligus penasihat utama Zelenskyy, mengatakan pasukan Rusia menyerang kota-kota Ukraina yang "damai" seperti Vinnytsia, Kremenchuk, Chasiv Yar dan Kharkiv untuk memaksa Ukraina "berdamai dengan harga berapa pun".
Serangan Rusia terhadap kota-kota Ukraina yang damai bukanlah kesalahan tetapi strategi militer yang disetujui.
- Seorang gadis berusia 4 tahun tewas dalam serangan Vinnytsia dengan posting media sosial yang memetakan hidup dan matinya.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-138: Serangan Rudal Tewaskan 15 Warga, Zelenskyy Tuding Putin
Dalam rekaman, yang tidak diterbitkan oleh Guardian, menunjukkan Liza Dmitrieva terbaring tak bernyawa di kursi dorongnya yang terbalik.
“Seorang gadis termasuk di antara yang mati hari ini di Vinnytsia, dia berusia empat tahun, namanya Liza. Anak itu berumur empat tahun!” kata Zelenskyy.
"Ibunya dalam kondisi kritis." imbuhnya.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-136: Kherson dan Zaporizhzhia Bakal Direbut Kembali dari Putin
- Badan keamanan terbesar di dunia telah menyatakan "keprihatinan besar" tentang dugaan penganiayaan terhadap puluhan ribu orang Ukraina di pusat-pusat penyaringan yang didirikan oleh Rusia di Ukraina.
Puluhan ribu warga sipil dibawa ke pusat-pusat ini di Republik Rakyat Donetsk yang memisahkan diri di Ukraina timur, sebelum dideportasi ke Rusia, kata Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa.
- Rusia telah secara paksa memindahkan hampir 2 juta orang dari Ukraina, termasuk lebih dari 200.000 anak-anak, sejak invasinya pada Februari, kata Zelenskyy.
“Masih ditetapkan berapa banyak anak-anak yang diculik dan dibawa oleh pasukan Rusia dari Ukraina … Angka awal mengerikan, sekitar 200.000 anak-anak,” sebut Zelenskyy kepada Konferensi Akuntabilitas Ukraina di Den Haag, Kamis.
Baca juga: Berbanding Terbalik dengan Ukraina, Rusia Gembira Boris Johnson Mundur dari Perdana Menteri Inggris
- Amerika Serikat dan lebih dari 40 negara lain telah sepakat untuk mengoordinasikan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.
Pada Kamis kemarin, 45 negara termasuk negara-negara Uni Eropa serta Inggris, AS, Kanada, Meksiko dan Australia dalam konferensi di Den Haag menandatangani deklarasi politik untuk bekerja sama.
Dengan sekitar 23.000 investigasi kejahatan perang sekarang terbuka dan berbagai negara memimpin tim, bukti diperlukan untuk dapat dipercaya dan terorganisir, kata para pejabat.
- Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan perang Rusia di Ukraina merupakan ancaman terbesar bagi ekonomi global.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-135: Kharkiv dan Kramatorsk Dihantam Rudal, Sejumlah Orang Tewas
Perwakilan dari rezim Putin “tidak memiliki tempat” pada pertemuan G20 di Bali, tutur Yellen.
Yellen menambahkan bahwa dia akan terus menekan sekutu untuk membatasi harga minyak Rusia, yang katanya akan “menolak pendapatan Putin yang dibutuhkan mesin perangnya. ”.
- Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov mengatakan bahwa Kyiv “pasti selangkah lebih dekat” untuk mencapai kesepakatan ekspor gandum melalui pelabuhan Laut Hitam setelah pembicaraan dengan Rusia, Turki dan PBB.
Turki sebelumnya mengumumkan kesepakatan bersama Kyiv, Moskow, dan PBB dengan tujuan untuk melanjutkan ekspor gandum Ukraina yang diblokir oleh Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-134: Pasukan Putin Mengarah ke Sloviansk, Warga Melarikan Diri
- Putin menandatangani undang-undang tindakan yang lebih keras untuk individu atau entitas yang dianggap "agen asing" oleh Rusia.
Putin juga menandatangani undang-undang baru yang menyamakan pembelotan dengan pengkhianatan tingkat tinggi.
RUU baru yang mulai berlaku pada 1 Desember itu akan memperluas definisi "agen asing" kepada siapa pun yang dianggap telah "di bawah pengaruh asing" atau menerima dukungan dari luar negeri, bukan hanya uang asing.
- Rusia telah memulai “mobilisasi sukarelawan” untuk mengatasi kekurangan tentaranya, menurut Institute for the Study of War.
Dalam sebuah laporan baru, thinktank yang berbasis di AS itu mengatakan bahwa Kremlin "kemungkinan telah memerintahkan 'subyek federal' (wilayah) Rusia untuk membentuk batalyon sukarelawan untuk berpartisipasi dalam invasi Rusia ke Ukraina, alih-alih menyatakan mobilisasi sebagian atau penuh di Rusia".
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)