Blak-blakan Gubernur Anies Baswedan Ngaku Pernah Hidup Susah dan Pas-pasan di Luar Negeri
Anies saat jamuan malam dengan Chief Executive Officer Tribun Network Dahlan Dahi beserta jajaran di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan.
Penulis: Aqsa | Editor: Muhammad Israjab
Ia mengatakan, semua pihak dilayani.
Jakarta Kota Global
Anies Baswedan mengklaim, saat ini Jakarta telah menjadi kota global.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini menyebut, diperlukan proses yang panjang untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang maju dan diakui di dunia internasional.
“Perjalanan Jakarta sebagai kota global ini adalah perjalanan panjang. Kita tidak mendadak jadi kota global, kita pernah menjadi sebuah kota di mana masyarakat dunia berdatangan ke kota ini,” kata Anies saat diskusi yang digelar Warta Kota – Tribun Network bertajuk Jakarta Kota Global pada Selasa (7/7/2022) petang.
Narasumber yang turut mengisi diskusi tersebut adalah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Hj Zita Anjani, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Reda Manthovani.
Baca juga: Pengamat Ekonomi Sebut Aplikasi MyPertamina Belum Bisa Diterapkan di Sultra, Apa Alasannya?
Selain itu, Pangdam Jaya Diwakili Irdam Jaya Brigjen TNI Dr Triadi Murwanto. Kemudian Kapolda Metro Jaya diwakili Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan, dan Co Founder dan CEO TITIPKU, Henri Suhardja.
Anies mengatakan, saat itu masyarakat dari berbagai belahan dunia terutama Asia datang ke Batavia, yang sekarang disebut sebagai Jakarta.
Aktivitas menggeliat tersebut terjadi di kawasan Jakarta Utara karena mereka datang melalui jalur laut.
“Mereka datang bekerja dan berkiprah di tempat ini. Kita lalu masuk ke abad 21 dan bagaimana relevasi sebuah kota dengan globalisasi,” ujar Anies.
Perkembangan globalisasi ini ditopang oleh perkembangan teknologi. Kecepatan teknologi informasi yang luar biasa ini telah dimanfaatkan masyarakat untuk menunjang kehidupannya.
“Dalam konteks Jakarta, salah satu ciri sebuah kota global saat ini adalah kemajuan di dalam pengelolaan mobilitas penduduk,” ucapnya.
Menurut Anies, hal yang membedakan masyarakat urban dan plural adalah mobilitasnya. Masyarakat urban cenderung mobilitasnya tinggi, sedangkan masyarakat plural tingkat mobilitasnya lebih rendah.
“Nah begitu sampai pada mobilitas penduduk, sebuah kota akan terlihat sebagai kota global bila penduduknya menggunakan transportasi umum, dan bila negara menyediakan transportasi umum,” jelas Anies.
Baca juga: Berbanding Terbalik dengan Ukraina, Rusia Gembira Boris Johnson Mundur dari Perdana Menteri Inggris
Karena itulah, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya pada awal 2018 lalu secara serius membangun fasilitas transportasi umum. Kehadiran fasilitas publik ini diyakini setara dengan kota-kota global lainnya.