Blak-blakan Gubernur Anies Baswedan Ngaku Pernah Hidup Susah dan Pas-pasan di Luar Negeri
Anies saat jamuan malam dengan Chief Executive Officer Tribun Network Dahlan Dahi beserta jajaran di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan.
Penulis: Aqsa | Editor: Muhammad Israjab
Misalnya, memberi pelayanan istimewa kepada orang jompo di Bank DKI, mempermudah pedagang-pengusaha kecil dan mikro masuk komunitas digital.
Selain itu secara fisik, menyangkut pembangunan pedestrian atau kakilima.
Semula, pejalan kaki seakan sulit mendapat tempat di Jakarta.
Sebab paradigma kebanyakan orang, alat transportasi adalah kendaraan bermotor. Jadi pengguna jalan seakan hanya orang berpunya, yang memiliki kendarana bermotor.
Ia juga membangun ukuran hunian. Di Jakarta dan kota lain di Indonesia, ukuran ketinggian hunian rata-rata pendek kurang dari 3 meter, sehingga sumpek.
Baca juga: Teriakan Presiden Iringi Kehadiran Anies Baswedan di Milad Ke-20 PKS, Sekjen: Ini Sinyal
Penat. Kini, Anies menggagas rumah susun setinggi lebih dari 4 meter.
“Ini berangkat dari fakta waktu pandemic, rumah sempit sangat menyiksa. Ibu memasak, anak belajar daring, bapak merokok. Ini membuat tidak sehat. Sekarang kami bangun rusunawa setingg 4 meteran. Sebentar lagi selesai,” ujar Anies.
Awasalnya, saat Pemprov DKI membangun pedestrian Jakarta, terkesan memperluas areal untuk kakilima dan mempersempit jalan raya untuk pengguna kendaraan.
Rupanya program itu dilakukan untuk memberi ruang kepada masyarakat pejalan kaki.
Pemprov DKI Jakarta juga memperluas atau memperbarui taman-taman kota dengan prinsip menjadi park, yaitu taman sekaligus tempat bermain masyarakat umum.
Bukan park, tempat indah untuk jadi tontontan.
“Sekarang, banyak taman. Target kami, dalam jarak 800 sampai 1 kilometer harus ada taman. KPI sukses membangun taman, kalua burung semakin banyak hidup di Jakarta,” katanya.
“Juga kalau semakin banyak warga bermain di taman,” ujar Anies menambahkan sebagai tekad untuk membangun Jakarta sebagai Kota Global, yang sejajar dengan kota modern dunia.
Suami dari Fery Farhati juga menyinggung tentang tudingan tentang dirinya sebagai intoleran akibat isu politik identitas pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Setelah ia hamper lima tahun menjabat, Anies meminta masyarakat untuk menunjukkan bukti, bawha kebijakannya hanya menguntungkan sekelompok orang dan merugikan kelompok lain.