Profil Apriyani Rahayu, Anak dari Desa di Sulawesi Tenggara yang Masuk Daftar Forbes 30 Under 30

Apriyani Rahayu kembali mengharumkan nama Indonesia, menjadi salah satu bagian dalam daftar 30 under 30 Asia dari Majalah Forbes.

Editor: Risno Mawandili
Handover
Berikut profil Apriyani Rahayu, anak dari desa di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang masuk daftar Forbes 30 Under 30. 

Keberhasilan itupun sempat meninggalkan cerita bagi Apriyani, begitupun sang ayah.

Menurut Amiruddin, saat itu ada pihak yang menawarkan kepada Apriyani agar mengalah sebelum pertandingan berlangsung.

Dengan iming-iming imbalan bakal dibelikan baju dan sepatu baru. Namun, Apriyani kecil menolak tawaran orang itu.

Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (kanan) dan Greysia Polii Indonesia memberi hormat dengan medali emas bulu tangkis ganda putri mereka pada upacara selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021.
Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (kanan) dan Greysia Polii Indonesia memberi hormat dengan medali emas bulu tangkis ganda putri mereka pada upacara selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021. ()

“Masih bisa dia belikan papah ku, saya mau ke Jakarta. Menangis dia,” kata Amiruddin mengutip perkataan Apriyani kala itu.

Prestasi demi prestasi selanjutnya ditorehkan Apriyani

Pada tahun berikutnya, Apriyani kemudian mengkuti Pekan Olah Raga Daerah (Porda) Konawe Selatan (Konsel). Saat ikut Porda Konsel itu, Apriyani kembali menorehkan prestasi.

Tak hanya satu, tapi meraih beberapa gelar juara. Apriyani berhasil meraih tiga medali emas.

“Dia ambil medali emas semua, ditunggal putri, ganda campuran dan ganda putri. Itu medalinya masih ada disitu,” kata Amiruddin sambil menunjuk lemari koleksi medali dan piala milik Apriyani.

Semasa kecil, Apriyani Rahayu bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Lalosabila, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe.

Selanjutnya, bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Unaaha.

Baca juga: Pelakor Hati-hati Karena Hukuman Sudah Final, Kumpul Kebo Dihukum 6 Bulan Penjara dan Didenda

Saat Sekolah Menengah Atas (SMA), Apriyani sudah mulai fokus menjadi atlet bulutangkis dan berlatih di Kota Kendari.

Sehingga Apriyani mengikuti kelas belajar jarak jauh. Apriyani merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ia adalah satu-satunya anak perempuan dari empat saudaranya itu.

Dari Konawe Berangkat ke Jakarta

Dengan berbagai torehan prestasi yang dicatatkan di tingkat regional, Apriyani Rahayu pun dilirik.

Dia pun berangkat ke Jakarta untuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) dari Persatuan Bulu Tangkis Konawe Utara atau PB Konut.

Sampai terharu, Apriyani Rahayu, Greysia Polii, dan Eng Hian beri hadiah umrah ke asisten pelatih Chafidz Yusuf. Keharuan disampaikan Chafidz saat mendapatkan kejutan dari pasangan bulutangkis ganda putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo tersebut melalui unggahan Instagram @chafidz_yusuf_09.
Sampai terharu, Apriyani Rahayu, Greysia Polii, dan Eng Hian beri hadiah umrah ke asisten pelatih Chafidz Yusuf. Keharuan disampaikan Chafidz saat mendapatkan kejutan dari pasangan bulutangkis ganda putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo tersebut melalui unggahan Instagram @chafidz_yusuf_09. (Instagram @chafidz_yusuf)

“Beliau (Apriyani) dari Kabupaten Konawe. Beliau berhasil ke Jakarta masuk Pelatnas berangkat dari PB Konut,” kata Bupati Konawe Utara (Konut) Ruksamin dikonfirmasi secara terpisah.

Ayah Apriyani Rahayu, Amiruddin P, bercerita saat akan berangkat pertama kali ke Jakarta, dirinya didatangi oleh dua pelatih Apriyani.

Meski terasa berat, Amiruddin dan istrinya kala itu akhirnya mengizinkan putrinya berangkat ke Jakarta. Mereka mendukung penuh putrinya meskipun harus terpisah jarak. “Mamanya bayangkan itu kita pergi antar di bandara, sampai di sini tiga kali pingsan dia ingat anaknya,” kata Amiruddin.

“Saya bilang kamu doakan saja, tidak ada lain. Jadi kerjanya itu kalau lagi duduk dia baca Yasin,” jelas Amiruddin menambahkan.

Momen duka pun dirasakan Apriyani Rayahu pada 10 November 2015 silam. Sang ibu yang selalu memberi dukungan berpulang untuk selama-lamanya.

Momen duka itupun diterima Apriyani saat tengah bertanding mewakili Indonesia. Kala itu, Apriyani sudah berada di lapangan untuk bertanding di Peru, Amerika Selatan.

Kabar duka kepergian sang ibu pun sempat menunda pertandingan itu untuk beberapa saat. Pelatih memberitahu wasit untuk mengabari Apriyani yang sedang bertanding jika ibunya sudah tiada.

“Terpaksa, dia (Apriyani) berdoa dulu baru masuk lapangan. Nanti kembali di Indonesia selesai pertandingan dua minggu kemudian baru pulang di sini (Konawe) baca-bacakan,” jelas Amiruddin.

Sumber: SportFEAT.com dan Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved