Erdogan Tak Setuju soal Finlandia dan Swedia yang Ingin Gabung NATO, Begini Alasannya
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menentang langkah Finlandia dan Swedia yang berencana untuk mengajukan keanggotaan aliansi militer NATO.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Pernyataan Erdogan ini muncul setelah Presiden Finlandia Sauli Niinistö dan Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin pada Kamis (12/5/2022) mengatakan bahwa negaranya harus mendaftar untuk bergabung dengan NATO “tanpa penundaan".
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-77: Putin Disebut Tak Ingin Besarkan Perang di Ukraina hingga Konflik dengan NATO
Pengumuman Helsinki itu diketahui juga memicu kemarahan Rusia hingga mengancam untuk membalas Finlandia, termasuk dengan langkah-langkah “teknis militer” yang tidak ditentukan.
Finlandia, yang berbatasan dengan Rusia sepanjang 1.300 kilometer, diperkirakan akan secara resmi mengumumkan keputusannya pada Minggu (15/5/2022).
Yakni setelah pertemuan para tokoh politik senior Finlandia.
Swedia diperkirakan akan mengikutinya.
Baca juga: Putin Ancam Bakal Beri Serangan Balik Secepat Kilat ke NATO jika Ikut Campur dalam Invasi Ukraina
Menanggapi pernyataan Erdogan pada Jumat (13/5/2022) itu, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto mendesak kesabaran dan menyerukan pendekatan langkah demi langkah dalam menanggapi perlawanan Turki.
Sementara itu, belum ada tanggapan langsung dari Swedia.
Namun, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Finlandia dan Swedia akan diterima dengan cepat ke dalam organisasi jika mereka mengejar keanggotaan.
Baca juga: Hari Ke-36 Perang: Hacker Rusia Dituding Targetkan Jaringan NATO hingga Bantuan AS untuk Ukraina
Oposisi Rusia terhadap Ekspansi
Invasi Rusia ke Ukraina telah mengayunkan opini politik dan publik di Finlandia dan Swedia yang mendukung keanggotaan NATO sebagai pencegah terhadap agresi Moskow.
Finlandia dan Swedia disebut telah menjadi mitra terdekat NATO.
Yakni dengan menghadiri banyak pertemuan, secara teratur diberi pengarahan tentang situasi di Ukraina dan mengambil bagian dalam latihan militer reguler dengan sekutu NATO.
Baca juga: NATO Terpecah saat Bahas Perang Rusia-Ukraina, Dilema Bicara dengan Vladimir Putin
Sebagian besar peralatan militer mereka dapat dioperasikan dengan sekutu NATO.
Namun, Finlandia dan Swedia tidak dapat mengambil manfaat dari klausul pertahanan kolektif NATO sampai mereka bergabung dengan aliansi.
Adapun klausul yang dimaksud itu bahwa serangan terhadap satu sekutu NATO adalah serangan terhadap semua.