Perdana dalam 14 Tahun, Presiden Israel Datang ke Turki Temui Erdogan, Ternyata Ini Alasannya
Merenggang selama belasan tahun, Israel dan Turki akhirnya mencoba meningkatkan keeratan di antara hubungan kedua negara tersebut.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Ketika para pengungsi Palestina memprotes untuk kembali ke rumah mereka di Israel yang saat ini dari tempat mereka dibersihkan secara etnis pada tahun 1948.
Protes selama berbulan-bulan juga menyerukan diakhirinya pengepungan yang dilakukan di Jalur Gaza oleh Israel.
Kemudian pada tahun 2018, Turki menarik para diplomatnya dan memerintahkan utusan Israel keluar dari negara itu.
Hal itu terjadi ketika hubungan bilateral Turki dan Israel kembali mencapai ke titik terendah.
Baca juga: Israel Umumkan Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Hamas
Meskipun jabatan Presiden Israel sebagian besar bersifat seremonial dan setiap langkah konkret menuju pemulihan hubungan akan memerlukan persetujuan Perdana Menteri Naftali Bennett, kunjungan Herzog ke Turki menandai pencairan hubungan yang signifikan.
Kunjungan terakhir oleh seorang Presiden Israel ke Turki adalah pada tahun 2007.
Serta perjalanan terakhir oleh seorang perdana menteri datang pada tahun berikutnya.
Erdogan dan Bennett berbicara pada bulan November, panggilan pertama dalam beberapa tahun.
Langkah-langkah menuju pemulihan hubungan dengan Israel datang ketika Turki yang dilanda masalah ekonomi, telah berusaha untuk mengakhiri isolasi internasionalnya.
Yakni dengan mencairkan hubungan yang tegang dengan beberapa negara di kawasan itu, termasuk Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/presiden-israel-temui-erdogan-di-turki.jpg)