Perdana dalam 14 Tahun, Presiden Israel Datang ke Turki Temui Erdogan, Ternyata Ini Alasannya
Merenggang selama belasan tahun, Israel dan Turki akhirnya mencoba meningkatkan keeratan di antara hubungan kedua negara tersebut.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Sempat merenggang belasan tahun, Israel dan Turki menyambut era baru dengan mencoba memperbaiki hubungan kedua negara tersebut.
Kedua negara itu setuju untuk membangun kembali hubungan mereka setelah bertahun-tahun ketegangan.
Pasalnya, Isaac Herzog menjadi Presiden Israel pertama yang mengunjungi Turki dalam 14 tahun terakhir.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Aljazeera, Israel dan Turki telah mengumumkan era baru dalam hubungan setelah lebih dari satu dekade putusnya hubungan diplomatik.
Pada Rabu (8/3/2022) dan Kamis (9/3/2022) Presiden Israel Isaac Herzog melakukan agenda kunjungan penting ke Ibu kota Turki, Ankara.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina: Saham AS Anjlok hingga Menlu Kiev dan Moskow akan Bertemu di Turki
Perjalanan Herzog ke Ankara, yang mencakup pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu itu adalah yang pertama oleh seorang Presiden Israel sejak 2007.
Yakni ketika mendiang Presiden Ke-9 Israel Shimon Peres berpidato di parlemen Turki.
Tampil di depan kamera setelah pembicaraan, Erdogan menggambarkan kunjungan Presiden Israel sebagai hal yang 'bersejarah' dan 'titik balik' dalam hubungan Turki-Israel.
Erdogan mengatakan Turki siap untuk bekerja sama dengan Israel di sektor energi.
Serta menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri dan Energi Turki akan segera mengunjungi Israel untuk pembicaraan lebih lanjut tentang peningkatan kerja sama.
Baca juga: Darurat Militer Rusia Buat Warga Kabur: Langsung Beli Tiket ke Sri Lanka, Uni Emirat Arab, dan Turki
“Tujuan bersama kami adalah untuk merevitalisasi dialog politik antara negara kami berdasarkan kepentingan bersama dan menghormati kepekaan bersama,” ungkap Erdogan.
"(Kunjungan itu adalah) momen yang sangat penting bagi hubungan antara negara kita, dan suatu kehormatan besar bagi kita berdua untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan hubungan persahabatan antara negara dan bangsa kita, dan untuk membangun jembatan yang penting bagi kita semua”, timpal Herzog.
Namun, kedua pemimpin mengakui bahwa perbedaan tetap ada, paling tidak pada masalah Palestina.
“Kami menyatakan pentingnya untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu (Palestina) dan melestarikan visi solusi dua negara," sebut Erdogan.
“Saya menggarisbawahi pentingnya kita melampirkan status sejarah Yerusalem dan pelestarian identitas agama dan kesucian Masjid Aqsa,” lanjutnya.
Baca juga: Rayakan Isra Miraj, Jemaah Palestina di Masjid Al-Aqsa Diserang Secara Brutal Oleh Pasukan Israel
