Dihukum Makan Sampah Plastik oleh Bu Guru, Siswi SD di Buton Trauma Tak Mau Sekolah

Siswi SD di Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami trauma dan tak mau pergi ke sekolah.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
YouTube tvOneNews
Florentinus Leda, orangtua murid SDN 50 Buton yang dipaksa makan sampah plastik. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Siswi SD di Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami trauma dan tak mau pergi ke sekolah.

Siswi tersebut adalah satu di antara 16 murid SD Negeri 50 Buton, Kecamatan Pasarwajo, yang mendapat hukuman tak lazim dari gurunya.

Seorang ibu guru berinisial MW nekat menghukum belasan muridnya untuk makan sampah plastik.

Ia menyuruh murid-muridnya untuk makan bungkusan biskuit yang sudah dibuang.

Bungkusan itu dipotong kecil-kecil kemudian para siswa dipaksa untuk menggigitnya.

Baca juga: Bu Guru SD di Buton Hukum 16 Murid Makan Sampah Plastik, gara-gara Berisik Ganggu Kelas Sebelah

Kronologi

Diberitakan TribunnewsSultra.com dari YouTube tvOneNews, rekan sesama guru, Musrianto, menyebut aksi tak pantas itu dilatarbelakangi rasa kesal pelaku terhadap para korban yang ribut.

Saat kejadian, MW tengah mengajar murid kelas 4, sedangkan para korban adalah kelas 3.

Lantaran kala itu tidak ada guru di kelas 3, maka murid-murid pun ribut.

"Siswa kelas 3 itu ribut pada saat itu, ya namanya anak-anak tidak ada guru kan ribut dalam kelas," ungkap Musrianto.

Baca juga: Kesal Murid Berisik, Guru SD Hukum 16 Murid Makan Sampah Plastik Bekas Biskuit: Dipotong Kecil-kecil

Pelaku yang terganggu saat mengajar serta statusnya sebagai guru piket hari itu disebut berusaha untuk menegur para murid yang ribut.

"Jadi ibu guru kelas 4 ini dan dia juga selaku petugas piket di hari itu ingin menenangkan siswa itu jangan ribut supaya tidak mengganggu kegiatan belajar di kelas 4," paparnya.

Namun, teguran dari MW yang sudah dua kali ternyata tetap tak digubris murid kelas 3.

Sehingga pelaku habis kesabarannya dan memberi hukuman yang tak pantas.

"Itu kejadiannya berulang dua kali, kemudian di situ dari kejadian itu, ibu guru ini masuk kembali ke kelas."

"Masuk, mengajar, tapi mereka masih ribut. Nah jadi ibu guru ambil tindakan bagaimana caranya untuk menenangkan ini, nah diberikanlah hukuman yang seperti tadi itu," tuturnya.

Baca juga: Suami di Bali Nekat Aniaya Pria yang Diduga Berselingkuh dengan Istrinya hingga Tewas

Dari informasi para murid, Musrianto menyebut MW meminta para korban menggigit sampah plastik bekas bungkus makanan.

Adapun sampah itu diambil dari tong di depan kelas.

"Disobek kecil-kecil dan disuruh gigit siswa tadi, supaya salah satu cara mungkin (untuk menghukum)," ujar Musrianto.

"Itu kalau menurut informasinya dari anak-anak diambil dari tempat sampah," imbuhnya.

Baca juga: Polisi Punya Istri Lebih dari Satu dan Tidak Menafkahi, Akhirnya Ditahan di Polrestabes Medan

Kata polisi

Diberitakan TribunnewsSultra.com sebelumnya, pihak kepolisian juga membenarkan hal ini.

Kapolres Buton, AKBP Gunarko menyebut, saat itu para murid akan memberi kejutan kepada guru yang berulang tahun.

"Namun guru ini merasa terlalu ribut karena mengganggu kegiatan di kelas 4, sehingga oknum guru menegur," kata AKBP Gunarko saat dihubungi melalui telepon, Kamis (27/1/2022).

Sama seperti penuturan Musrianto, AKBP Gunarko menyebut pelaku naik pitam setelah dua tegurannya tak diindahkan.

"Dihukum dengan cara memasukkan bungkusan plastik Oreo ke dalam mulut siswa," katanya.

Akibatnya, salah seorang orangtua siswa melaporkan kejadian ini ke Polres Buton.

Polres Buton pun melakukan penyelidikan dan akan memanggil pihak terkait.

"Lalu kita tentukan unsur pidananya. Tapi kita harapkan dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan menjadi pembelajaran untuk semuanya," tutupnya.

Akibat tindakan guru tersebut, korban pun merasa trauma dan enggan masuk sekolah.

Seorang orangtua murid, Florentinus Leda, menyebut putrinya takut untuk masuk sekolah.

Maka dari itu, ia berharap proses hukum harus tetap berjalan agar ada keadilan.

"Iya, tetap hukum berjalan karena guru tidak sepantasnya kasih makanan murid seperti itu, sampah," ujar Florentinus.

Ia menegaskan, putrinya sangat trauma pascakejadian hari itu.

"Saya tanya anak ini 'Kau mau sekolah atau tidak?' dia bilang 'tidak'," paparnya.

"Dia trauma betul hari itu," imbuh Florentinus.

Kabarnya, guru tersebut sudah diberi sanksi berupa teguran dan sudah minta maaf.

(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila, Fadli Aksar)

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved