Ayah Wali Kota Kendari Berpulang

Sosok Abdul Kadir Ayah Wali Kota Kendari, Sederhana dan Mengayomi, Tetap Menjahit Meski Anak Pejabat

Inilah sosok Abdul Kadir ayah Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, dikenal sederhana dan mengayomi, tetap menjahit meski anak seorang pejabat.

Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
handover
Ayahanda Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir, H Abd Kadir, meninggal dunia pada Kamis (13/1/2022). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Inilah sosok Abdul Kadir ayah Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, dikenal sederhana dan mengayomi, tetap menjahit meski anak seorang pejabat.

Sebelumnya, ayah Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, H Abdul Kadir Bin Sainu meninggal dunia pada Kamis, 13 Januari 2022 sekira pukul 01.20 dini hari.

Ayahanda Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir ini mengembuskan napas terakhirnya pada usia 79 tahun bertempat di Rumah Jabatan Wali Kota Kendari.

Jenazah Abdul Kadir dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Punggolaka, Puuwatu Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebelum dimakamkan jenazah mertua Sri Lestari Sulkarnain ini disemayamkan dan disalatkan di Rujab Wali Kota Kendari.

Baca juga: Kabar Duka Ayahanda Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir Meninggal Dunia

Kemudian usai salat Zuhur, jenazah kemudian diantar ke tempat peristirahatan terakhirnya di TPU Punggolaka.

Sanak keluarga Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir bersama beberapa pegawai negeri juga turut mengantar jenazah di TPU Punggolaka.

Haeruddin Amin, ponakan dari Abdul Kadir mengatakan, almarhum dikenal sebagai sosok ayah yang bijak untuk anak dan keponakan.

Ia menganggap almarhum sebagai ayahnya yang selalu mengayomi. Apalagi Abdul Kadir merupakan saudara dari orang tuanya.

"Jadi mereka empat bersaudara, dan almarhum ini om saya paling sulung. Semasa hidupnya kami dekat karena hanya beliau orangtua kami satu-satunya," jelasnya dikonfirmasi via telepon, Kamis (13/1/2022).

Baca juga: Begini Suasana Rujab Wali Kota Kendari Usai Ayahanda Sulkarnain Kadir Meninggal Dunia

"Sementara saudara-saudaranya yang lain sudah lebih dulu meninggal dunia," tambah Haeruddin.

Haeruddin menjelaskan, selain menjadi pengayom bagi anak dan keponakan, almarhum juga selalu memberitahu petuah atau motivasi kepada keluarga agar selalu semangat bekerja.

Hal tersebut karena saat masa muda, almarhum Abdul Kadir berprofesi sebagai penjahit sejak tahun 1964 silam.

Kemudian pada tahun 1970, almarhum merantau ke Kota Kendari dari kampung halamannya di Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Di Kendari almarhum juga tetap berprofesi sebagai penjahit di Pasar Mandonga, Kota Kendari, Sultra," kata Haeruddin Amin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved