Bentrok di Kendari
MUI Kendari Imbau Semua Pihak Jaga Kedamaian dan Ketentraman ‘Ini Tanggungjawab Kita Bersama’
Majelis Ulama Indonesia atau MUI Kendari mengimbau semua pihak menjaga kedamaian dan ketentraman di Kota Kendari,Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Aqsa
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Majelis Ulama Indonesia atau MUI Kendari mengimbau semua pihak menjaga kedamaian dan ketentraman di Kota Kendari,Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Imbauan tersebut disampaikan MUI menyusul bentrok dan kericuhan antarpemuda yang terjadi di kota ini pada Kamis (17/12/2021) siang hingga petang.
“Mari kita ciptakan kondisi kota yang aman, tentram, memberikan kekebebasan orang beraktivitas, kebebasan orang lain bekerja dan berusaha sebagaimana layaknnya,” kata Ketua MUI Kendari Dr KH Mohammad Yahya Obaid, Jumat (17/12/2021).
“Mari jadikan ini ikhtiar kita bersama,” jelas KH Yahya saat dikonfirmasi TribunnewsSultra.com melalui telepon seluler (ponsel).
Menurut KH Yahya, kita semua berharap menjadi hamba Allah SWT yang terbaik dan memiliki nilai manfaat kepada sesama karena sebaik-baiknya manusia yang bisa bermanfaat bagi sesamanya.
Baca juga: Mantan Wakil Ketua DPD RI Harap Forkominda Inisiasi Pernyataan Damai Usai Bentrok Pemuda di Kendari
KH Yahya mengutip nasehat Ali bin Abi Thalib yang merupakan satu di antara sahabat Nabi Muhammad SAW.
Bahwasanya ada dua golongan umat manusia yang terbaik dan terpuruk.
“Yang terbaik adalah mereka beriman dan dengan imannya itu kehadirannya sangat diharapkan. Kehadirannya sangat mendamaikan dan kehadirannya membuat orang lain nyaman,” jelasnya.
“Dan seburuk-buruknya manusia dia yang khufur dan dengan kekhufurannya itu membuat orang lain menjadi terganggu, tak aman, dan tak nyaman,” ujarnya menambahkan.
Menurut KH Yahya, untuk menjadikan suasana aman dan nyaman kita harus sadari bahwa kondisi yang merdeka, bebas, menyejukkan, dan tenteram itu adalah semua nikmat Allah yang patut disyukuri.
Dengan cara memelihara dan menjaga bahkan meningkatkan kondisi yang aman serta tenteram.
“Ciri hamba Allah yang bisa menyukuri kedamaian dan ketentraman itu dengan bersama-sama menjaganya,” kata KH Yahya.
Selain itu, kata KH Yahya, bahwa kondisi aman dan tenteram tersebut bukan hanya menjadi tanggungjawab satu lembaga tertentu maupun pihak-pihak tertentu saja tetapi menjadi tanggungjawab kita bersama.
“Sehingga jika kita sanggup menciptakan situasi aman dan nyaman, itu juga bukan prestasi lembaga dan orang tertentu saja, tetapi itu merupakan konstribusi dan peran kita semua, keberhasilan kita semua,” jelasnya.
Untuk itu, MUI khususnya di Kota Kendari dan umumnya di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mengajak semua khalayak untuk menjadi umat dan menjadi masyarakat yang memiliki derajat tinggi di sisi hamba Allah SWT.
Baca juga: Kendari Beach Berangsur Kondusif, Personel TNI dan Polri Berjaga-jaga, Jalan Masih Ditutup
Dengan menjadi hamba yang patuh dan taat dengan semua ketentuan Allah SWT.
Menurut KH Yahya mengutip makna Surah Al Waqiyah, orang yang ditinggikan kedudukannya adalah orang-orang beriman dan bertakwa itu yang bisa menjaga perkataan dan perbuatan yang tidak senonoh.
Bukan orang orang-orang yang ucapan dan perbuatannya itu justru membuat kegaduhan dan membuat keributan.
“Tetapi orang beriman dan bertakwa yang bisa menjaga ucapan dan perbuatannya, yang bisa menentramkan, menyejukkan, dan mendamaikan kondisi agar aman dan nyaman,” ujarnya.
Untuk itu, KH Yahya, juga sangat memohon kepada semua pihak agar tidak membuat argumen-argumen yang justru bermakna memanas-manasi situasi.
“Sehingga bisa diciptakan kondisi yang aman, damai, dan menentramkan. Pada akhirnya menjadi kota layak huni, aman, memberikan kekebebasan orang beraktivitas, kebebasan untuk orang lain bekerja dan berusaha sebagaimana layaknya,” katanya.
KH Yahya berharap keinginan menjadikan Kota Kendari yang aman, damai, dan tenteram menjadi ikhtiar semua pihak.
“Sungguh hanya hamba Allah yang beriman yang bisa membawa ketentraman, membawa suasana tenang dan sebaik-baiknya,” ujarnya.(*)