Tak Punya BPJS, Siswa SMP Korban Penganiayaan Pemuda Silat di Kefamenanu Terpaksa Keluar dari RS
Vikrensio Alone Bnani (14) siswa SMP yang menjadi korban penikaman oleh sekelompok pemuda asal perguruan silat di TTU NTT terpaksa hentikan perawatan.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Nasib malang dialami oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain menjadi korban penikaman oleh sekelompok orang, kini ia harus menghentikan perawatannya di rumah sakit akibat terkendala biaya.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Kompas.com, Vikrensio Alone Bnani (14), siswa SMP asal Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU, NTT terpaksa keluar dari Rumah Sakit Leona, setelah dirawat selama 11 hari.
Vikrensio sendiri adalah korban penganiayaan oleh sekelompok pemuda dari sebuah perguruan silat di Kefamenanu.
Pelajar SMP berusia 14 tahun itu dianiaya dengan cara ditikam menggunakan senjata tajam.
Baca juga: ASN Ajak Teman-teman Keroyok Seorang Pria, Polisi yang Melerai Ikut Dianiaya
Hentikan Perawatan Medis di RS Karena Tak Punya BPJS Kesehatan

Kedua orangtua korban memutuskan untuk memulangkan putranya ke rumah, meskipun kondisi Vikrensio belum pulih.
Hal itu dilakukan, lantaran akan khawatir biaya perawatan medis di rumah sakit yang kian mahal.
Diketahui bahwa Vikrensio belum mempunyai kartu berobat gratis, sebab orangtuanya yang bekerja serabutan, tak memegang kartu BPJS Kesehatan.
Hal itu disampaikan oleh Zakharias Bnani, ayah kandung korban, dengan didampingi oleh Petronela Bnani, ibu Vikrensio.
"Tadi kami cek, total semua biaya Rp 16 juta lebih. Tapi tadi dari Pemda TTU sudah bantu Rp 12 juta, sisanya Rp 4 juta nanti kami yang bayar," ungkap Zakharias kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2021) petang.
Baca juga: Polres Konawe Selatan Buru Dua Terduga Penganiaya Penumpang Kapal di Pelabuhan Feri Amolengo
Uang Terbatas
Zakharias pun mengakui bahwa sisa uang Rp 4 juta yang dipakai untuk membayar biaya rumah sakit tersebut berasal dari hasil pemberian keluarga dan kerabat yang turut prihatin dengan kondisi keluarganya.