Fakta Terungkap Guru Hamili Santriwati di Bandung, Awal Diketahui di Rumah Korban & Kesaksian Warga
Berikut fakta dan awal mula terungkapnya kasus guru hamili belasan santriwati di Bandung, berdasarkan pengakuan korban dan kesaksian warga.
Kejanggalan banyak diungkapkan oleh warga yang bermukim di depan pondok pesantren tersebut.
Mulai dari adanya pengakuan seorang anak dari Papua menangis karena sering kali didorong dan dimarahi, hingga terdapat banyak balita dipondok pesantren yang mirip dengan Herry Wirawan.
Hal lainya, murid pesantren akan terlihat lari buru-buru masuk pondok ketika melihat kedatangan Herry Wirawan.
Kesasaksian warga juga mengungkapkan, para santri sulit atau bahkan tidak sama sekali bergaul dengan warga sekitar.
Baca juga: Modus Guru Pesantren di Bandung Hamili 10 Santriwati, Janji Jadi Polwan dan Tanggung Kuliah
"Namun warga mengatakan, seorang anak berusia 9 tahun, berkulit hitam manis, asal Papua sering terlihat menangis dan mengadu kepadanya bahwa dia sering didorong dan dimarahi," ujar Mary Silvita.
"Kejanggalan lain yang dilihat warga adalah, keberadaan anak-anak balita yang dia lihat berparas mirip dengan HW, padahal usia para balita seperti sepantaran,"
"Hal lainnya, yang mengundang tanya adalah, kebiasaan para santriwati bekerja sehari-hari. Mereka tampak lebih sering bekerja daripada belajar. Mulai dari mencuci, menjemur pakaian, bersih-bersih, sampai mengaduk semen untuk membangun pagar," imbuhnya.
Pengakuan Koraban
Di luar dapida kesaksian warga, fakta kasus guru cabuli santriwati di Bandung lewat pengakuan korban kepada keluarganya.
Pada saat itu, di saat pulang lebarn korban yang berada di rumahnya menceritakan getir yang dirasakan bersama belasan santriwati.
Korban memang sempat dibujuk untuk menceritakan peristiwa yang sebenarnya.
Itu karena adanya trauma yang dialami korban atar perbuatan pelaku.
Trauma ini juga digambarkan oleh Plt Aspidum Kejati Jabar, Riyono.'
Baca juga: 5 Tahun Guru Pesantren di Bandung Rudapaksa 12 Santriwati, Korban Melahirkan 2 Kali
Melansir artikel TribunJabar.id berjudul Dengar Suara Guru Bejat Herry Wiryawan, Santriwati Tutup Telinga Lalu Menjerit Ketakutan,Plt Aspidum Kejati Jabar, Riyono.
Ia menegaskan, santriwati korban rudapaksa guru pesantren mengalami trauma mendalam, mengingat perbuatan telah dicebuli sejak 2016 hingga 2021.