Peringatan 26 September

Tangis Ibunda Yusuf Kardawi Bubarkan Massa yang Bentrok dengan Polisi, Tak Ingin Lagi Ada Korban

Ibunda Muhammad Yusuf Kardawi, Endang Yulida hadir meredam bentrokan mahasiswa dengan polisi.

Penulis: Fadli Aksar | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/ Fadli Aksar
Ibunda Muhammad Yusuf Kardawi menangis saat meredam bentrok mahasiswa dengan aparat kepolisian di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Senin (27/9/2021). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ibunda Muhammad Yusuf Kardawi, Endang Yulida hadir meredam bentrokan mahasiswa dengan polisi.

Endang Yulida bersama sang suami hadir di tengah-tengah massa aksi dengan dikawal aparat petugas Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebelumnya, bentrok mahasiswa dengan polisi berlangsung di depan Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) Jl Haluoleo, Kelurahan Mokoau, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Senin (27/9/2021) sore.

Bentrokan diwarnai dengan lemparan batu mahasiswa ke arah aparat kepolisian. Aksi ini mendapat balasan tembakan gas air mata dari pihak kepolisian.

Kericuhan pun berlangsung hingga petang, bahkan satu mahasiswa sempat diamankan polisi, tetapi kemudian dilepas kembali.

Ibunda Muhammad Yusuf Kardawi memeluk salah seorang mahasiswa saat hadir meredam bentrok mahasiswa dan aparat kepolisian di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Senin (27/9/2021).
Ibunda Muhammad Yusuf Kardawi memeluk salah seorang mahasiswa saat hadir meredam bentrok mahasiswa dan aparat kepolisian di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Senin (27/9/2021). (TribunnewsSultra.com/ Husni Husein)

Saat bentrokan tengah berlangsung Ibunda Muhammad Yusuf Kardawi, Endang Yulida datang dari arah barikade kepolisian.

Ibunda Muhammad Yusuf Kardawi naik ke atas mobil meriam air milik Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dengan menggunakan pengeras suara, Endang Yulida mengatakan dirinya tak ingin lagi ada korban jatuh saat demonstrasi.

Sambil menangis, Endang Yulida meminta kepada mahasiswa agar menghentikan aksi bentrokan dengan aparat kepolisian.

"Ibu tidak ingin di antara kalian ada yang terluka, cukup anak kami yang meninggal. Ibu mohon jangan ada Yusuf lagi yang lain, kalian adalah harapan ibu kalian," kata dia sembari menangis di hadapan massa aksi.

Baca juga: Mahasiswa yang Sempat Ditangkap Kini Dilepas, Polisi Klaim Diamankan Agar Tak Kena Lemparan Batu

Ia mengaku kehadirannya di hadapan massa aksi tanpa intervensi ataupun arahan dari pihak manapun.

Endang Yulida berkata hanya ingin melindungi massa aksi agar tidak ada lagi mahasiswa yang meninggal ketika menyuarakan aspirasi rakyat.

Selain itu, Endang Yulida berterima kasih kepada massa aksi karena terus mengawal kasus kematian anaknya.

Kendati demikian, ia menginginkan hal itu tidak dilakukan dengan aksi kekerasan dan anarkis yang dapat menimbulkan korban jiwa.

Endang Yulida juga memohon kepada seluruh mahasiswa agar terus mendoakan anaknya Muhammad Yusuf Kardawi bersama Randi yang meninggal dunia dua tahun lalu.

Baca juga: Demonstrasi Peringatan 26 September Ricuh, Lemparan Batu Mahasiswa Dibalas Tembakan Gas Air Polisi

"Mungkin dengan doa kita, dengn air mata akan ada keadilan, kita bersabar menunggu keadilan dari Tuhan," tuturnya.

Ibu Muhammad Yusuf Kardawi kemudian turun dari mobil tempat ia mengimbau mahasiswa agar membubarkan diri.

Endang Yulida kemudian turun bertemu mereka, bahkan memeluk beberapa massa aksi sembari menangis.

Massa demonstran lantas membubarkan diri, aparat kepolisian juga menarik diri dari lokasi bentrok sekira pukul 18.15 WITA.

Demonstrasi Bentrok

Demontrasi besar-besaran ribuan mahasiswa berlangsung ricuh di perempatan jalan depan Markas Polda Sultra, Senin (27/9/2021) siang.

Mahasiswa melempar batu ke arah aparat kepolisian. Aksi ini lantas mendapatkan balasan tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian.

Baca juga: Polisi: Orangtua Yusuf Kardawi Tak Mau Makam Anaknya Digali, Penyelidikan Terkendala Autopsi

Demo yang awalnya berlangsung damai ini terjadi usai perwakilan mahasiswa berdialog dengan Direktur Reserse Kriminal Umum atau Dirreskrimum Polda Sultra AKBP Bambang Wijanarko.

Sekitar 15 menit berselang, mahasiswa mulai merusak dengan menyeret kawat duri yang dibentangkan kepolisian.

Sejumlah massa maju mendekati barikade polisi, tak lama berselang mereka melemparkan batu ke arah petugas, tepat pukul 14.30 WITA.

Aparat kepolisian langsung menembakkan gas air mata, mahasiswa pun lari mundur ke arah bundaran gubernur.

Situasi akhirnya ricuh, mahasiswa dan polisi saling serang dengan beberapa kepolisian berseragam lengkap berlindung menggunakan tameng dan helm.

Sedikitnya tiga mobil meriam air yang awalnya berada jauh di belakang polisi, kini dirapatkan ke arah massa.

Hingga kini, sitausi masih memanas antara kepolisian dan mahasiswa, keduanya saling berhadap-hadapan dengan jarak yang berjauhan.

Baca juga: Seribuan Mahasiswa Mulai Padati Markas Polda Sultra, Tuntut Kapolda Irjen Pol Yan Sultra Dicopot

Tuntut Kapolda Irjen Pol Yan Sultra Dicopot

Sebanyak seribuan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) dan Universitas Muhammadiyah Kendari berdemonstrasi di depan Mapolda Sultra, Senin (27/9/2021) siang.

Seribuan mahasiswa berpakaian hitam-hitam ini mulai memadati perempatan jalan depan Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra ) Jl Haluoleo , Kelurahan Mokoau, Kecamatan Poasia, Kota Kendari.

Demonstrasi ini memperingati dua tahun tewasnya dua mahasiswa UHO Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi, pada 26 September 2019 silam.

Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi meninggal dunia usai mengikuti demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Sultra.

Beberapa mahasiswa berorasi mendesak Kapolda Sultra Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya dicopot dari jabatannya.

Baca juga: Polisi Bentangkan Kawat Berduri saat Demontrasi Besar-Besaran, Jalur Polda & Kantor Gubernur Ditutup

"Kapolda Sultra gagal mengungkap pelaku pembunuh Muhammad Yusuf Kardawi," kata salah satu orator.

Desakan itu juga tak hanya disuarakan lewat orasi, tetapi juga melalui nyanyi-nyanyian dari ribuan mahasiswa tersebut.

"Copot, copot, copot Kapolda, Copot Kapolda sekarang juga," ujar mahasiswa.

Aksi mahasiswa ini dihadang kawat berduri di perempatan jalan depan Markas Polda Sultra. (*)

(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar/Husni Husein)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved