Demonstran Pembakar Jembatan di Konawe Utara dan PT Tiran Indonesia Saling Memaafkan
Warga berdomo, terlibat konflik. Manajemen PT Tiran Indonesia mengkalim telah berdamai dengan warga menuntut tanggung jawab aktivitas pertambangan.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Manajemen PT Tiran Indonesia mengklaim telah mencapai titik temu dengan perwakilan warga dari lima desa di Kecamatan Landawe, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), dalam konflik ganti rugi lahan areal tambang.
Untuk diketahui, ratusan warga Kecamatan Landawe berdemostrasi karena konflik ganti rugi lahan tersebut, Jumat (23/4/2021).
Aksi digelar di jalan setapak yang menghubungkan desa dengan jalan pertambangan.
Aksi menuntut tanggung jawab perusahaan PT Tiran Indonesia terhadap lahan dan akrivitas pertambangan.
PT Tiran Indonesia merupakan perusahaan bergerak dibidang pertambangan nikel di Konawe Utara.
Aksi warga sempat ricuh karena tak ditemui PT Tiran Indonesia.
Ratusan warga itu melampiaskan emosi, membakar jembatan di jalan setapak tersebut.
Terkait hal ini, manajemen PT Tiran Group mengklaim telah berdamai dan saling memaafkan dengan masyarakat setempat.
Pihak PT Tiran Indonesia berjanji memperbaiki jembatan yang dibakar massa aksi.
"Alhamdulillah, kemarin dan tadi kita sudah capai kata sepakat, damai dan kita kembali beroperasi normal," ujar Publik Relation Pt Tiran Indonesia Haji Pili.
Dari potongan video uang diterima TribunnewsSultra.com dari PT Tiran Indonesia, perwakilan warga demonstran dari Desa Tambakua, menyampaikan permohonan maaf.
Pihak perusahaan, kata Haji Pili, akhir pekan ini juga tengah menyiapkan perbaikan infrastruktur penghubung antardesa.
"Semoga sebelum Lebaran sudah selesai." ujarnya.
Manajemen juga menegaskan komitmennya melanjutkan penyelesaian ganti rugi atas sisa lahan areal tambang di Desa Tambakua.
Nominal ini sama dengan kesepakatan dengan warga dari Landawe Utama, dan Landawe.