Wacana Pemkot Kendari Tangani Sampah, Dikelola Secara Digital, hingga Disulap Jadi Paving Blok

Penanganan sampah akan dilakukan secara digital dengan menggunakan aplikasi.

Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Fadli Aksar
Humas Pemkot Kendari
Penandatanganan kerjasama antara Pemerintah Kota Kendari dengan Yayasan Jars Foundation untuk pengelolaan sampah secara digital. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari membuat wacana baru untuk menangani permasalahan sampah.

Penanganan sampah akan dilakukan secara digital dengan menggunakan aplikasi.

Wacana tersebut dimulai dengan bekerjasama dengan Jars Foundation.

Kerjasama ini dilakukan saat peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), di Tambat Labuh Teluk Kendari, Jl Ir H Alala, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari Barat, Senin (22/2/2021).

Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengatakan, pihaknya sengaja menggalang seluruh stakeholder yang ada di masyarakat untuk terlibat, termasuk Jars Foundation itu.

Lantaran masalah sampah ini tidak bisa ditangani hanya pemerintah sendiri.

"Karena semakin banyak masyarakat yang terlibat, maka semakin terbuka peluang masalah sampah ini bisa kita tuntaskan," kata Sulkarnain Kadir.

Direktur Eksekutif Sigma Perspektif Indonesia (Sprindo), anak perusahaan yayasan Jars Foundation, Titik Suminar mengatakan akan membangun bank sampah moderen.

Bank sampah ini nantinya akan terkoneksi dengan aplikasi Surplus Indonesia dan Gonigoni.id.

Baca juga: HPSN, Wali Kota Kendari Sebut Kali Wanggu Penyumbang Sedimentasi Terbesar hingga Menyebabkan Banjir

Baca juga: Satpam Emosi Pukul Mobil Mahasiswi Pakai Paving: Merasa Ditabrak oleh Korban

“Setiap warga Kota Kendari yang akan diambil sampahnya akan terhubung dengan tools di aplikasi,” kata Titik Suminar

Sampah akan diangkut dari rumah masing-masing oleh petugas sampah.

Sebelum diangkut, akan dipilah terlebih dahulu.

Petugas sampah ini disebut sebagai bank sampah unit.

Setelah mengambil sampah dari rumah warga, bank sampah unit selanjutnya akan menyerahkan limbah rumah tangga ke bank sampah sentral.

Apliakasi ini akan diterapkan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan rumah tangga.

“Karena UMKM merupakan penghasil sampah terbesar di Kota Kendari, volumenya 250 sampai 500 ton per hari,” ucapnya.

Baca juga: Sampah Menggunung di Pasar Baruga Kendari, Musim Hujan Jadi Comberan

Baca juga: Pasar Basah Mandonga Tak Terurus, Pedagang dan Pengunjung Sebut Sudah Tak Layak Pakai Lagi

Aplikasi ini sudah diterapkan di kota-kota besar seperti di Bandung, Depok, Solo dan Kota Denpasar.

Penerapan aplikasi ini diklaim berdampak dengan berkurangnya penggunaan styrofoam atau wadah plastik.

Disulap Jadi Paving Blok

Titik Suminar menyebut sampah di Kota Kendari terdiri 60 persen sampah non-organik dan 40 persen sampah organik.

Dia berencana akan menyulap ratusan ton sampah kantong plastik menjadi paving blok seperti yang sudah dilakukan di daerah lain.

“Sehari bisa kita olah sampah plastik 200 ton diubah menjadi paving blok,” ucapnya.

Untuk memuluskan proyek itu, Jars Foundation akan membangun mitra dengan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan, di Kota Kendari.

Pihaknya akan terlebih dahulu melakukan sosialisasi dari tingkat RT/RW, kelurahan hingga kecamatan.

Sosialisasi dan pelatihan ini akan dilakukan hingga Juni 2021.

Diharapkan masyarakat lebih paham dalam mengelolah sampah.

"Meskipun ada teknologi jika masyarakat tidak paham tetap akan menjadi produk gagal,” ucapnya.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved