Apa itu Supermoon Emas, Jadwal Fenomena Langka Bulan Terbesar 2025 Besok Malam, BMKG Soal Banjir Rob
Apa itu supermoon emas atau Golden Supermoon yang bertepatan fase bulan purnama Beaver Moon, fenomena langka penampakan bulan terbesar tahun 2025.
Penulis: Sri Rahayu | Editor: Aqsa
Dengan jarak tersebut, ukuran bulan tampak sekitar tujuh persen lebih besar dan 16 persen lebih terang dibandingkan purnama biasa.
Selain 5 November, fenomena serupa sebelumnya terjadi 7 Oktober 2025 dan akan terjadi kembali pada 4 Desember 2025.
Astronom Amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, menjelaskan, Supermoon 5 November 2025 ini jadi yang terbesar tahun ini karena titik Perigee Bulan yang dicapai pada November 2025 merupakan yang terkecil atau terdekat jaraknya sepanjang tahun ini.
“Perigee Bulan pada November 2025 adalah yang terkecil sepanjang tahun ini. Titik perigee itu akan dicapai pada 6 November 2025 pukul 05.30 WIB pada jarak 356.800 km (dari pusat Bumi ke pusat Bulan)," jelasnya.
Sementara itu, fase puncak purnama (fase paling besar yang paling mendekati 100 persen) akan tercapai sedikit lebih awal, yakni pada 5 November 2025 pukul 20.20 WIB.
Inilah waktu ketika bulan purnama terlihat lebih besar dan terang.
Karena waktu puncak purnama (5 November 20.20 WIB) mendahului waktu Perigee (6 November 05.30 WIB) kurang dari 24 jam, maka peristiwa ini sah masuk dalam kategori Bulan Purnama Perigean.
Meski disebut terbesar, perbedaan ukuran bulan saat Supermoon November 2025 ini dengan bulan purnama biasa hanya dapat dibuktikan melalui astrofotografi, bukan hanya dengan pandangan mata telanjang.
“Kita bisa menghitung, dengan jejari Bumi 6.400 km. Maka penduduk Bumi akan melihat Bulan pada saat purnama perigean ini memiliki ukuran-tampak (diameter sudut) 0° 34',” ujarnya.
“Ukuran ini sedikit lebih besar ketimbang ukuran-tampak Bulan dalam purnama normal (yakni 0° 30'),” kata Marufin menambahkan.
Dengan kata lain, secara visual ukuran-tampak 0° 34' ini menjadikan Supermoon kali ini, sekitar 7 persen lebih besar dan 15 persen lebih cerah dibanding bulan purnama biasa yang berada di jarak rata-rata.
Waktu Terbaik Saksikan Supermoon
BMKG menyebutkan bulan akan mencapai fase penuh pada Rabu, 5 November 2025 pukul 13.19 UTC atau sekitar pukul 20.19 WIB.
Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah satu jam setelah bulan terbit di ufuk timur.
Pada saat itu, ilusi optik membuat ukuran bulan tampak jauh lebih besar dibandingkan posisi tinggi di langit malam.
“Fase Purnama terjadi pada 5 November 2025 pukul 20.19 WIB. Jarak Bumi-Bulan saat Fase Purnama 5 November 2025 adalah 356.980 km (Purnama Perige). Dengan ukuran Semi-Diameter Bulan sebesar 16' 43,87".” tulis akun Instagram resmi BMKG.
Purnama Perige, atau Supermoon, terjadi ketika bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi (perige) yang bertepatan dengan sekitar fase bulan purnama.
“Untuk menyaksikan Supermoon di Indonesia dapat dimulai setelah bulan terbit pada sore menjelang malam. PUNCAK FASE PURNAMA akan terjadi pukul 20.19 WIB,” lanjut BMKG, Senin 03/11/2025).
Kemudian, bulan saat di perige terjadi pada 6 November 2025 pukul 05.28 WIB (yang teramati di belahan bumi yang masih malam hari).
“Bulan saat di Perigee pada 6 November 2025 berjarak 356.833 km dengan Bumi, yang tercatat sebagai JARAK TERDEKAT BUMI-BULAN PADA TAHUN 2025. Dengan ukuran Semi-Diameter Bulan sebesar 16' 44,28",” tulis BMKG.
Maka itulah, purnama pada tanggal 5 November 2025 dikenal dengan istilah Purnama Perige.
“Sebagai perbandingan, jarak bumi-bulan saat fase purnama 13 April 2025 adalah 406.006 km (Purnama Apoge) dengan ukuran Semi-Diameter Bulan 14' 42,65".” lanjut BMKG.
Fenomena ini bisa diamati dengan mata telanjang tanpa perlu teleskop.
Namun, bagi pengamat yang menggunakan teleskop atau teropong, Golden Supermoon akan tampak berada di rasi bintang Taurus.
Berdekatan dengan bintang oranye terang Aldebaran dan gugus bintang Pleiades.
Ketiganya akan membentuk segitiga langit yang menawan.
Menurut Thomas Djamaluddin, supermoon hanya bisa terlihat jelas jika langit bebas dari awan atau hujan.
Jika cuaca mendung, pengamatan akan sulit dilakukan.
Potensi Banjir Rob
Dikutip dari press release BMKG melalui laman resminya, adanya fenomena Fase Perigee dan bulan purnama pada 5 November 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, di antaranya:
- Pesisir Aceh
- Pesisir Sumatera Utara
- Pesisir Sumatra Barat
- Pesisir Kep. Riau
- Pesisir Kep. Bangka Belitung
- Pesisir Lampung
- Pesisir Banten
- Pesisir Jakarta
- Pesisir Jawa Barat
- Pesisir Jawa Tengah
- Pesisir Jawa Timur
- Pesisir Bali
- Pesisir Nusa Tenggara Barat
- Pesisir Kalimantan Utara
- Pesisir Kalimantan Selatan
- Pesisir Kalimantan Barat
- Pesisir Sulawesi Utara
- Pesisir Maluku
“Potensi banjir pesisir yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir,” tulis keterangan Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo.
Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
“Masyarakat dihimbau selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG,” lanjutnya.
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti/Sri Rahayu, Kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Supermoon-emas-atau-Golden-Supermoon-jadwal-bulan-purnama-terbesar-2025-termasuk-Sulawesi-Tenggara.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.