Bertikai dengan Tetangga, Yai Mim Diteror, Rumah Ditaruhi Kotoran, Sajadah Dibakar hingga Disantet

Kasus viral pertikaian antara tertangga masih menjadi topik perbincangan netizen atau publik. 

YouTube Denny Sumargo/Ist
KASUS VIRAL - Kolase tangkapan layar foto Yai Mim, Sahara, dan istri Yai Mim. Perseteruan kehidupan bertetangga yang viral di media sosial antara Imam Muslimin atau akrab disapa Yai Mim, mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan tetangganya Nurul Sahara, pemilik rental mobil, kini memasuki babak baru.    

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kasus viral pertikaian antara tertangga masih menjadi topik perbincangan netizen atau publik. 

Sosok Yai Mim dosen Filsafat yang bertengkar dengan tetangga mengungkap deretan hal yang dialaminya. 

Setelah adanya pertengkaran dengan tetangganya,Sahara, pria dengan nama asli Muhammad Imam Muslimin mengaku tidak hanya diusir. 

Ia juga menghadapi teror mencekam saat masih tinggal di rumahnya. 

Seperti diketahui, Yai Mim diusir oleh tetangganya pemilik rental mobil, Nurul Sahara. 

Yai Mim diusir dari rumahnya di Perumahan Joyogrand Kavling Depag III, Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, pada 22 September 2025.

Yai Mim pun mengungkapkan bahwa teror yang dialaminya diduga dilakukan pihak Sahara. 

Tak hanya sekali, namun ia mengaku mendapatkan beragam teror. 

Baca juga: Duduk Perkara Masalah Viral Yai Mim dan Sahara, Dosen UIN Sampai Diusir Warga, Persoalan Batas Tanah

Misalnya, saat mendapati rumahnya ditaruhi kotoran manusia. 

Selain itu, sajadah miliknya juga dibakar. 

Bahkan Yai Mim mengaku mendapatkan teror santet. 

"Saya terus diteror, tiap malam itu ada kotoran manusia (di rumah)," kata Yai Mim, dikutip dari YouTube Cumicumi, Jumat (3/10/2025).

Sementara sajadah yang dibakar itu cukup mahal dengan nilai Rp48 juta dibakar Sofyan, suami Nurul Sahara. 

Yai Mim pun tak ragu mengungkapkan sosok yang membakar sajadahnya. 

"Ditambah lagi dengan pembakaran sajadah saya. Yang membakar siapa? Ditunjukkan oleh auditor Irjen Kemenag, gambarnya itu di situ ada Pak Sofyan (suami Sahara)," kata Yai Mim.

Sajadah kesayangan istrinya itu sangat susah didapatkan karena limited edition. 

Namun ludes dibakar diduga akibat permasalahan yang terjadi.

"Padahal sajadah itu sajadah istri saya. Limited, hanya diproduk 12 barang. Sajadah itu ciri khasnya, kena rokok dikit langsung hilang. Empuk sekali. Hanya diproduk 12. Itu harganya Rp48 juta," jelasnya.

Tidak berhenti di situ, Yai Mim juga mendapat teror santet yang dilakukan oleh Sumaryono, pemilik rumah yang ditempati oleh Nurul Sahara.

"Ada teror santet yang dilakukan oleh Pak Sumaryono, pemilik rumah yang dikontrak oleh Pak Sofyan. Rumah sekarang itu milik Sahara berdasarkan keterangan Pak Yono," katanya.

Alih-alih menerima santet yang dilakukan oleh Sumaryono, Yai Mim justru berdrama seolah santet yang dilakukan oleh Sumaryono berhasil.

Ia berpura-pura mengalami sakit stroke saat disantet oleh Sumaryono.

"Pak Yono ini juga yang ahli ilmu santet. Dia nyantet saya pakai tanah punden. 'Lailahaillallah, ini hukuman bagi amin.' Jadi keliru yang disantet mestinya Yai Mim, bunyinya amin," tuturnya.

"Saya nggak kena, makanya saya pura-pura kena, maka ketika mediasi saya bilang 'Pak Yono tolong diobati, saya stroke.' Itu gaya saya memecah konsentrasi Pak Yono supaya tidak melakukan praktik santet," imbuhnya.

Selain itu, Yai Mim juga menyebut bahwa di rumahnya tercium bau bangkai yang tak kunjung hilang selama 10 hari.

Saat menelusurinya, Yai Mim menemukan daging sapi yang sudah membusuk.

Ia pun membakar daging sapi yang busuk tersebut.

"Besoknya ada bau bangkai, sampai seminggu lebih, hampir 10 hari saya nggak nemu," kata dia.

"Saya babati, saya itu nggak punya rasa takut, santet itu nggak ada. Ini doktor kok. Sahara ini mahasiswa S3 doktor UB (Universitas Brawijaya), universitas ternama, kok mahasiswanya main dukun dan santet."

"Daging sapi yang sudah sangat membusuk di situ saya temukan. Baunya itu tiap sepanjang 24 jam. Saya bakar udah hilang," paparnya.

Awal mula perseteruan Yai Mim dengan tetangganya bermula dari lahan parkir.

Perseteruan bermula karena Sahara memakirkan mobil rentalnya tepat di depan pagar rumah Yai Mim, di Kota Malang, Jawa Timur.

Akar masalah yang membuat Yai Mim tidak terima adalah lahan pribadi yang diwakafkan istrinya untuk jalan umum, justru dipakai untuk tempat parkir kendaraan milik Sahara yang merupakan pengusaha rental hingga sampai depan rumahnya. 

Yai Mim mengunggah video memperlihatkan mobil rental milik Sahara parkir di depan rumahnya.

Padahal terlihat di sekitarnya masih banyak lahan yang kosong.

Yai Mim menilai karena hal tersebut dirinya menjadi kesulitan untuk masuk dan keluar dari rumahnya sendiri.

Ia lalu memasang tulisan di pagarnya 'Mohon Tidak Parkir di Depan Pintu".

Akan tetapi Sahara mengabaikan peringatan tersebut.

Keributan pun tak terhindarkan hingga saat ini.

Awalnya Yai Mim dihujat setelah diviralkan oleh Sahara. 

Ia dikecam dan dihujat publik. 

Puncaknya, tidak ada mahasiswa yang mau dia ajar lagi saat ia hendak mengajar di sebuah kelas di UIN Malang.

Sampai ia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pengajar di kampus.

Tanpa ia membuat banyak pembelaan, Yai Mim kini bersyukur karena pandangan publik kini berbalik.

Mereka yang tadinya mengecam tindakannya akibat termakan narasi di medsos, kini berbalik mendukungnya.

"Kami berbahagia karena simpati netizen yang membalik dukungan," ujarnya.

Dukungan netizen ini menjadi energi baru baginya untuk lebih berani memperjuangkan haknya.

Yai Mim juga merasa tidak sendiri lagi dalam menghadapi kasus ini.(*)

(Tribunnews.com/Rakli)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved