Berita Konawe Selatan
Warga Eks Transmigran di Konawe Selatan Diajak Berdaya, Lestarikan Nilai Adat dan Keunikan Budaya
Eksistensi kebudayaan para transmigran di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi perhatian akademisi UHO Kendari.
Turut hadir warga hingga aparat pemerintahan desa, tokoh adat/budaya, tokoh Masyarakat, tokoh agama, pegiat seni budaya, pengelola sanggar, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda.
Pengembangan Wisata Adat Jadi Peluang Masyarakat
Tim PKMI lainnya, Dr. H. La Ode Monto Bauto, S.Sos M.Si, juga membahas soal peluang wisata adat yang dapat dimanfaatkan masyarakat setempat.
Ia mengungkapkan bahwa keberhasilan pengembangan wisata adat tidak hanya bergantung pada potensi budaya yang dimiliki desa, tetapi juga pada kemampuan masyarakat dalam mengelola, melestarikan, dan mempromosikannya secara berkelanjutan.
"Desa wisata adat tidak bisa berdiri hanya karena keindahan atau keunikan budayanya. Sehingga harus dikelola dengan strategi yang matang agar mampu memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian nilai-nilai adat," jelasnya.
La Ode pun menerangkan bahwa diskusi mengenai keberlanjutan potensi warisan budaya lokal di Desa Jati Bali menjadi momentum mengetuk kesadaran kolaborasi yang harus dilakukan, tak hanya untuk akedemisi dan masyarakat namun juga pemerintah.
Tim PKMI lainnya Dr. Lisnawati Rusmin, S.Pd, M.Sc menekankan peran para generasi muda untuk bisa mempertahankan eksistensi kebudayaan berkelanjutan agar tak tergerus zaman.
"Di era digital dan globalisasi yang serba cepat ini, nilai-nilai adat dan tradisi sering terpinggirkan oleh gaya hidup modern. Melalui pengembangan Desa Wisata Adat Berkelanjutan, generasi muda dapat menjadi garda terdepan dalam mengangkat potensi budaya, menjaga lingkungan, dan membangun ekonomi lokal yang mandiri," tuturnya.
Dari hasil diskusi tersebut, ditemukan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat setempat. Namun juga menemukan solusi terkait pengembangan kegiatan ekonomi berbasis wisata adat berkelanjutan.
Di mana, masyarakat bisa semakin berdaya dengan memanfaatkan model pemberdayaan masyarakat berbasis budaya dan potensi lokal dan membangun kesepahaman lintas pihak mengenai pentingnya pelestarian nilai-nilai adat dalam pengembangan desa wisata yang berorientasi pada keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. (*)
(TribunnewsSultra.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Momen-para-akademisi-UHO-Kendari-menyambangi-Desa-Jati-Bali-di-Konawe-Selatan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.