Demonstrasi di Sulawesi Tenggara

Kapolda Sultra, Danrem Halu Oleo, Ketua DPRD Temui Pendemo Silih Berganti, Negosiasi, Ajak Berdialog

Pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Sulawesi Tenggara (Forkopimda Sultra), turun menemui pengunjuk rasa.

Penulis: Aqsa | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Aqsa Riandy
DEMO DPRD SULTRA - Pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Sulawesi Tenggara (Forkopimda Sultra), turun menemui pengunjuk rasa. Unjuk rasa atau demo terpusat di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Sultra, Senin (01/09/2025). (TribunnewsSultra.com/Aqsa Riandy) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Sulawesi Tenggara (Forkopimda Sultra), turun menemui pengunjuk rasa.

Unjuk rasa atau demo terpusat di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Sultra, Senin (01/09/2025).

Kantor ini berlokasi di pusat kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra, Jalan Abdullah Silondae, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga.

Lokasinya tak jauh dari Tugu Religi Sultra, ikon kota ini, dan berdampingan dengan Tower Balai Kota Kendari.

Saat ini, demo masih berlangsung, berbagai kelompok mahasiswa, pemuda, dan masyarakat terus berdatangan.

Baca juga: Toko hingga Warung Makan Tutup Seiring Demo di Kendari Sultra, Pintu Pusat Perbelanjaan Buka Separuh

Meski sempat memanas saat pengunjuk rasa memaksa masuk, sejauh ini demo masih berlangsung kondusif.

Potensi kericuhan dengan cepat diatasi, baik dari kelompok pengunjuk rasa, maupun pimpinan DPRD dan aparat yang bertugas.

Tampak Kepala Kepolisian Daerah atau Kapolda Sultra, Irjen Pol Didik Agung Widjanarko, langsung menemui pengunjuk rasa.

Komandan Korem atau Danrem 143/Haluoleo Brigjen TNI Raden Wahyu Sugiarto, serta Ketua DPRD Sultra, La Ode Tariala (NasDem).

Tariala bersama pimpinan DPRD dan anggotanya juga hadir.

Baca juga: Suasana Markas Polda Sulawesi Tenggara di Kendari, Pengunjuk Rasa Belum Terlihat

Wakil Ketua DPRD, Hasmawati (Gerindra), La Ode Frebi Rifai (PDIP).

La Isra, La Ode Abdul Muzaffar, dan Abd Azis (Gerindra), Wisra Wastawati (PBB), dan lainnya.

Adapula Kapolresta Kendari, Kombes Pol Edwin Louis Sengka.

Irjen Didik, Brigjen Wahyu, Tariala, bersama pimpinan DPRD lainnya, pun menemui pendemo yang datang silih berganti.

Mereka bernegosiasi dengan pendemo, kemudian mengajak masuk ke ruang aspirasi DPRD untuk berdialog.

Baca juga: Demontrasi di Kantor DPRD Kota Baubau Sulawesi Tenggara Silih Berganti, Berjalan Damai

Beberapa tuntutan pengunjuk rasa pun diamini.

Misalnya, saat salah satu kelompok masyarakat meminta 50 perwakilannya diterima.

Satu persatu perwakilan pun masuk halaman DPRD ke ruang aspirasi.

Dialog pun berlangsung, aspirasi diterima, bahkan berbuah rekomendasi pimpinan DPRD.

Serupa dengan kelompok Cipayung Plus Kota Kendari.

Baca juga: Dialog Masih Berlangsung, Pengunjuk Rasa Kembali Datangi Kantor DPRD Sulawesi Tenggara di Kendari

Petinggi TNI, Polri, DPRD, menemui mereka, kemudian masuk berdialog.

Sementara, puluhan mahasiswa juga diperkenankan masuk pelataran DPRD dan membentangkan spanduk tuntutannya.

Keinginan ormas Tamalaki Sultra untuk memasukkan mobil pikap berisi perangkat pengeras suara pun diamini.

Mobil pun perlahan masuk halaman DPRD, sementara perwakilan pengunjuk rasa masuk ruang aspirasi dan melakukan dialog.

Tariala mengatakan pihaknya berkomitmen untuk meneruskan aspirasi mahasiswa dan masyarakat Sultra.

Baca juga: BREAKING NEWS Demo di Kendari Sulawesi Tenggara, Massa Datangi Kantor DPRD, Polisi-TNI Berjaga

Serupa disampaikan Irjen Didik.

"Kehadiran saya di sini untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat Sultra," katanya.

Dalam tuntutannya, mahasiswa maupun kelompok masyarakat menyuarakan sejumlah tuntutan.

Cipayung Plus misalnya dalam tuntutannya mendesak DPRD Sultra untuk mengeluarkan rekomendasi penolakan kepada DPR RI dan Presiden terhadap kenaikan tunjangan DPR RI.

Mengesahkan RUU perampasan aset hingga mendesak Presiden dan DPR RI mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Baca juga: Siswa PAUD, SD, SMP Baubau Sulawesi Tenggara Belajar Mandiri di Rumah, Antisipasi Aksi Demonstrasi

Menaikkan gaji guru honorer dan mendesak DPRD Sultra untuk responsif mendengar aspirasi masyarakat.

Di sisi lainnya, pengunjuk rasa juga mendesak pengusutan tuntas tragedi kematian Affan Kurniawan (21).

Affan sebelumnya berpulang setelah dilindas kendaraan taktis atau Rantis Brimob saat aksi unjuk rasa berujung ricuh di Pejompongan, Jakarta, 28 Agustus 2025.

Setelah penyampaian aspirasi diterima, beberapa kelompok pengunjuk rasa meninggalkan gedung DPRD.

Adapula yang masih bertahan dan melanjutkan aksinya.

Baca juga: MUI Sulawesi Tenggara Sebut Demonstrasi Diperbolehkan Dalam Islam, Tapi Tidak Merusak dan Menjarah

Disusul gelombang demonstran lainnya yang datang silih berganti memadati kantor DPRD Sultra hingga siang menjelang petang ini. (*)

(TribunnewsSultra.com/Aqsa Riandy)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved