Tribun UMKM

Cerita Ruslan Budi Daya Lebah Trigona di Kendari, Hasilkan 50 Botol Madu, Siap Dijadikan Agrowisata

Ruslan Agus telah menjalankan bisnis ternak lebah madu di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sekitar dua tahunan.

TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti
PETERNAK LEBAH TRIGONA - Nama lengkapnya Ruslan Agus, pria berusia 44 tahun berasal dari Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Ruslan telah menjalankan bisnis ternak lebah madu di Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra sekitar dua tahunan. Lokasi kebunnya berada di Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu berjarak 6,2 kilometer atau 20 menit dari Kantor Gubernur Sultra. (TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Inilah cerita peternak lebah madu trigona di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Nama lengkapnya Ruslan Agus, seorang pria berusia 44 tahun berasal dari Kabupaten Muna.

Ruslan sekaligus mengetuai Kelompok Tani Makmur Sejahtera yang anggotanya berjumlah 25 orang.

Dia telah menjalankan bisnis ternak lebah madu di ibu kota Provinsi Sultra ini sekitar dua tahunan.

Lokasi kebunnya berada di Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu berjarak 6,2 kilometer atau 20 menit dari Kantor Gubernur Sultra.

Baca juga: Mekanisme Pengajuan Sertifikasi SNI Produk ke BSN Disampaikan kepada 80 Pelaku UMKM Kendari Sultra

Sementara letak Kantor Gubernur ini beralamat di Jalan Kompleks Bumi Praja, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia.

Ada berbagai jenis lebah madu, tetapi Ruslan memilih trigona sebab memiliki banyak manfaat khususnya untuk kesehatan.

Selain itu, dia juga menilai lebah madu trigona paling cocok dibudidayakan di wilayah perkotaan.

"Karena tidak mengganggu, tidak menyengat, bisa dibudidayakan di rumah," kata Ruslan diwawancarai, Minggu (16/11/2025).

Awalnya, dia menyadari populasi lebah trigona di area kebunnya sangat melimpah, sehingga tercetus ide untuk membudidayakannya.

Baca juga: Abon Ikan hingga Kain Tenun Khas Buton Dijajakan di Festival Kuliner UMKM Peringatan HUT Baubau

Ruslan pun memulai upaya berburu dan mengumpulkan koloni lebah madu tersebut ke dalam kotak khusus.

Untuk memastikan lebah-lebahnya berkembang dan menghasilkan madu berkualitas, dia menyulap kebunnya menjadi penghasil pakan.

Ruslan lalu mulai menanam aneka buah-buahan seperti jeruk, mangga, nangka, kelapa, serta tanaman bunga.

"Ada jeruk, mangga, nangka, kelapa, selain itu ada bunga-bunga juga kita tanam untuk diisap lebah supaya menghasilkan madu," ujar dia.

Inilah salah satu tantangan yang dihadapinya, kebutuhan pakan lebah madu di wilayah perkotaan tidak begitu banyak.

Baca juga: Cerita Pelaku UMKM Ikan Bandeng di Kendari, Bakal Tampil di Bootcamp Apresiasi Kreasi Indonesia 2022

Sehingga, untuk menyiasatinya yaitu melalui penerapan penanaman aneka buah-buahan dan bunga-bungaan.

Adapun proses pemanenan, lanjut Ruslan, dilakukan tiap tiga bulan sekali dengan memilih kotak yang berat.

Kotak lebah yang sudah terasa berat ini menandakan sarang telah penuh.

Dalam skala produksi besar, Ruslan mampu menghasilkan hingga 50 botol madu dalam satu kali panen.

Sementara untuk pemanenan skala kecil, dia biasanya memperoleh sekitar satu liter atau dua botol madu.

Baca juga: Cara Mudah Pasarkan Produk UMKM di Cenderaloka, Platform Jual Beli Digital Langsung dari Perajin

Produknya tak hanya dijual di Kota Kendari, tetapi juga di Muna, Makassar, bahkan hingga ke Pulau Jawa.

Sebagai ketua kelompok tani, dia sangat bersyukur atas dukungan pemerintah yang sangat besar. 

Pasalnya, Dinas Pertanian Kota Kendari rutin memberikan pendampingan, mulai dari bimbingan cara budi daya lebah trigona yang baik hingga teknik pemanenan.

Dia berharap, lokasi budi daya lebah trigona tersebut dapat dikembangkan menjadi kawasan agrowisata.

Sebab letaknya yang dekat dengan permukiman dan perkantoran dinilai memiliki potensi besar untuk menarik pengunjung.

Baca juga: Unsultra dan Kadin Bersinergi Kembangkan UMKM dan Gerakkan Ekonomi Sulawesi Tenggara Lewat Expo 2025

"Kami juga mengharapkan pengadaan sumur bor dan akses jalan yang bagus, karena itu salah satu penunjang sebagai agrowisata," pungkasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved