HUT RI di Sulawesi Tenggara

Pengibaran Bendera Merah Putih di Tebing Sawapudo Konawe Sultra, Ada Fun Climbing Setinggi 25 Meter

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENGIBARAN BENDERA DI TEBING - Kolase foto acara bertajuk Sawapudo Fun Merah Putih diinisiasi oleh Korps Mahasiswa Pemuda Pecinta Alam dan Seni (Mahippalas) Sulawesi Tenggara (Sultra). Ada berbagai rangkaian kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari, mulai 16-17 Agustus 2025. (Istimewa)

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Bendera Merah Putih terbentang di atas tebing setinggi 25 meter di Desa Sawapudo, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (17/8/2025).

Upacara unik dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI)  tahun ini diinisiasi oleh Korps Mahasiswa Pemuda Pecinta Alam dan Seni (Mahippalas) Sultra.

Tebing Sawapudo dipilih sebagai lokasi peringatan Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus.

Jaraknya sekira 26 kilometer atau menempuh waktu 45 menit menggunakan motor atau mobil dari Kantor Balai Kota Kendari.

Adapun Kantor Balai Kota terletak di Jalan Abdullah Silondae, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kendari, Provinsi Sultra.

Baca juga: Daftar Nama Pasukan 8 Paskibraka pada Upacara Penaikan dan Penurunan Bendera di Sulawesi Tenggara

Acara bertajuk Sawapudo Fun Merah Putih tersebut memiliki berbagai rangkaian kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari, mulai 16-17 Agustus 2025.

Meliputi fun climbing atau aksi panjat tebing, talk show alias gelar wicara, panggung ekspresi, pengibaran bendera, hingga aksi bersih-bersih.

Panitia Sawapudo Fun Merah Putih, Aldi Wirawan mengatakan, semarak kemerdekaan tersebut diikuti beberapa komunitas pecinta alam dan masyarakat umum.

"Jumlahnya kurang lebih 50 orang," kata Aldi saat diwawancarai TribunnewsSultra.com di Kawasan Wisata Panjat Tebing Sawapudo.

Pantauan TribunnewsSultra.com sekira pukul 13.30 Wita, tampak ornamen bendera merah putih bergantungan di lokasi kegiatan.

Baca juga: Aksi Memukau Bocah Sulawesi Tenggara Tampilkan Tari Sajo Moane Posaasa Wakatobi di Istana Negara

Di bawah bendera-bendera mini tersebut berjajar belasan tenda camping yang digunakan peserta untuk beristirahat.

Hingga pukul 15.30 Wita, beberapa orang masih melakukan aksi panjat tebing meski hujan kembali mengguyur.

Aldi mengatakan diperlukan beberapa persiapan dalam melakukan olahraga ekstrem ini yaitu mulai dari alat sampai dengan fisik.

Untuk peralatan dibutuhkan tali karmantel, harness, karabiner, helm, descender, ascender, piton, webbing, sepatu panjat, tas kapur, serta alat belay.

"Kita sebelum panjat ada yang namanya pemanasan agar tidak ada tegang otot pada saat memanjat," ujar anggota komunitas tersebut.

Baca juga: Momen Sepatu Anggota Paskibraka di Konawe Sulawesi Tenggara Terlepas, Disambut Tepuk Tangan

Korps Mahippalas adalah organisasi pecinta alam dan peduli lingkungan hidup yang berdiri di Sultra sejak 2010 silam.

Organisasi ini berorientasi pada pelestarian alam, lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, ekosistem, dan konservasi.

Sekretariat Korps Mahippalas berada di Jalan Mekar, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. (*)

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)