Namun kondisi korban terus menurun dan meninggal dunia dengan kondisi luka robek pada bagian perut dan tangannya.
“Terdapat dua luka dari siku sebelah kanan dan perut sebelah kanan sisi atas,” kata AKP Suwoto dikonfirmasi secara terpisah.
AKBP Ali Rais Ndraha menambahkan Aipda Fajar Iwu ditikam saat bertugas mengamankan ketegangan warga 2 desa di Buton buntut kasus penikaman.
“Awalnya, Aipda Fajar bersama anggota lainnya mengecek laporan penikaman di Desa Ambuau Togo Lasalimu Selatan,” kata AKBP Ali.
“Yang diduga pelakunya warga Desa Karya Jaya, Kecamatan Siotapina,” jelasnya menambahkan.
Penikaman pemuda tersebut berawal keributan antarpemuda yang terjadi saat acara joget.
Baca juga: Tangis Keluarga dan Rekan Polisi Saat Pemakaman Aipda Fajar Iwu di Buton, Gugur Ditikam Dalam Tugas
“Tadi malam (Senin malam) ada acara joget di Ambuau Indah,” ujar AKP Suwito.
“Usai acara joget ada ketegangan antarpemuda hingga terjadi penikaman,” katanya menambahkan.
Isak Tangis Pemakaman
Suasa duka dan haru mewarnai rumah duka Aipda Fajar Iwu di Kelurahan Wakoko, pada Senin (14/04/2025) malam.
Rumah duka berlokasi di Kelurahan Wakoko, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Provinsi Sultra, sekaligus lokasi pemakamannya.
Tangis terdengar dari anggota keluarga yang ditinggalkan.
Aipda Fajar meninggalkan seorang istri dan dua anak yang tampak sangat terpukul dengan kepergiannya.
Rekannya sesama polisi pun tak kuasa menahan tangis menyaksikan jenazah korban saat hendak dimakamkan.
Pemakaman polisi gugur saat bertugas itu dilaksanakan usai salat Isya di kampung halamannya tersebut.