Warga Konsel Dimangsa Ular

8 Fakta Ular Mangsa Manusia di Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, Jenis Ularnya, Kondisi Miris Korban

Penulis: Sitti Nurmalasari
Editor: Aqsa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut 8 fakta kasus ular mangsa manusia di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), jenis ularnya, hingga kondisi miris korban. Peristiwa manusia dimangsa ular tersebut menimpa Rasmin bin Mustana (57), warga Desa Telutu Jaya, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konsel, Provinsi Sultra, pada Kamis (04/05/2023) malam.

Menurut Hidayat, korban tewas setelah dililit kemudian akan dimangsa ular piton besar tersebut.

“Sudah dimakan setengah,” jelasnya.

6. Kesaksian Warga

Detik-detik manusia dimangsa ular hingga tewas di Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), diungkap tetangga korban Sulatin (27).

Korban yang dililit ular piton berukuran raksasa hingga sudah nyaris dimakan tersebut adalah Rasmin bin Mustana (57).

Korban ditemukan tewas dimangsa ular diperkirakan panjangnya 8 meter oleh pihak keluarga dan warga yang melakukan pencarian.

Menurut Sulatin, kronologi kasus ular mangsa manusia tersebut berawal saat korban hendak ke kebun mengontrol hewan ternak peliharaannya sekitar pukul 16.00 wita.

Namun hingga menjelang malam, korban tak kunjung pulang ke kediamannya.

Seperti kebiasaannya, korban sudah berada di rumah menjelang Magrib setelah berkebun maupun mengontrol hewan ternak.

Keluarga dan masyarakat sekitarpun melakukan pencarian terhadap korban yang tak kunjung pulang.

Mereka pun akhirnya menemukan ular piton sepanjang sekitar 8 meter melilit korban dengan erat sekitar pukul 20.00 wita.

Baca juga: Detik-detik Manusia Dimangsa Ular hingga Tewas di Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, Kesaksian Warga

Bahkan, bagian kepala korban disebutkan sudah berada di dalam mulut ular tersebut.

“Korban ditemukan dililit, kepala sudah mau ditelan. Sementara terlilit,” ujar Sulatin.

Melihat kejadian tersebut, warga spontan membunuh ular yang memangsa korban.

7. Penyebab Korban Meninggal Dunia

Rasmin bin Mustana yang merupakan korban tewas dimangsa ular di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), diduga mengalami gagal pernapasan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan dr Mbayo Ridwan Sandi, dugaan penyebab korban meninggal dunia dalam kasus ular mangsa manusia tersebut adalah akibat gagal pernapasan.

Penyebab Rasmin meninggal dunia dari hasil pemeriksaan sementara itu dikutip TribunnewsSultra.com dari keterangan tertulis Kepolisian Sektor atau Polsek Tinanggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Selain itu, korban Rasmin juga diduga mengalami patah tulang rusuk sebelah kanan setelah dililit ular berjenis piton atau sanca tersebut.

“Korban pada saat ditemukan sudah dalam keadaan terlilit ular dan meninggal dunia,” kata Wakil Kepala Sektor atau Wakapolsek Tinanggea, Ipda Yusuf, dalam keterangan tertulis tersebut.

Sementara keluarga korban yang tewas dimangsa ular tersebut menolak untuk tidak dilakukan autopsi.

Sehubungan, dugaan penyebab meninggalnya korban akibat gagal pernapasan dan kehabisan darah setelah dililit ular piton tersebut.

8. Sosok Korban Dimangsa Ular

Sosok Rasmin bin Mustana (57) yang dimangsa ular hingga tewas di Desa Telutu Jaya, Kecamatan Tinanggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Korban adalah sosok transmigran asal Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang berdomisili disalah satu desa transmigrasi di Kabupaten Konsel, Provinsi Sultra, tersebut.

Baca juga: Korban Dimangsa Ular di Tinanggea Konawe Selatan Sulawesi Tenggara Dimakamkan di Desa Bomba-Bomba

Warga Blok AA, RT 1, Desa Telutu Jaya, Kecamatan Tinanggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, tersebut ditemukan tewas dimangsa ular pada Jumat (05/05/2023) malam.

Sosok maupun profil Rasmin bin Mustana (63) diceritakan seorang tetangganya, Suratin (27).

Seperti warga pada umumnya di Desa Telutu Jaya, Kecamatan Tinanggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, korban sehari-harinya seorang petani dan peternak.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari keterangan resmi kepolisian, korban berusia 63 tahun, suku Jawa, dan berdomilisi di desa tersebut.

“Korban seperti biasa aktivitasnya sehari-hari warga di sini yang mayoritas petani dan peternak,” kata Suratin.

Sehari-hari, kata Suratin, korban pergi ke kebun atau sawah sekaligus mengontrol hewan ternak peliharaannya.

“Korban salah satu warga transmigran dari Jawa Tengah, tapi untuk daerahnya saya kurang tahu persis. Sepertinya Cilacap,” jelas Suratin.(*)

(TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono, Risno Mawandili, Sitti Nurmalasari)