Mereka bermukim di Desa Kaimbulawa, Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Selain bermata biru ada juga yang berambut pirang seperti bangsa Kaukasia atau Eropa.
Warga bermata biru tersebut menjadi bagian dari populasi 1.010 jiwa masyarakat Kaimbulawa.
Dilansir dari Indonesia.go.id dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.com, fenomena masyarakat bermata biru di kawasan tersebut pertama kali diungkapkan oleh La Ode Yusrie.
Saat itu, peneliti budaya dan sejarah tersebut, bersama lembaga Summer Institute Linguistic (SIL), sedang melakukan riset mengenai dialek lokal unik di Siompu Timur di awal 2016.
Baca juga: Pakaian Adat Dipakai Presiden Jokowi Berasal dari Sulawesi Tenggara, Baju Dolomani Asal Buton
Menjelang akhir kegiatan Yusrie mendapat informasi adanya komunitas warga dengan ciri fisik unik mirip dengan bangsa Eropa.
Ditemani warga setempat, Yusrie pun akhirnya bertemu dengan warga Kaimbulawa bermata biru.
Salah satunya La Dala, guru sekolah dasar berusia 55 tahun dengan tubuh tinggi besar sekitar 180 sentimeter dan bola matanya biru cerah.
Hidung pun mancung dan kulit lebih terang dari warga Siompu kebanyakan.
Keturunan La Dala bermula dari persahabatan Raja Siompu II, La Laja atau La Sampula dengan para pelaut Portugis ketika berburu rempah ke Nusantara pada abad 16.
2. Kampung Korea
Kota Baubau di Kepulauan Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), terdapat kampung yang disebut sebagai kampung Korea.
Di kampung tersebut, semua nama jalan memiliki aksara hangeul dari bahasa Korea.
Kampung Korea tersebut berada di Kecamatan Sorawolio, jalan poros dari Kota Baubau menuju Kabupaten Buton.
Penduduk kampung tersebut didominasi oleh Suku Laporo dengan bahasa daerah cia-cia.