TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kasus positif Covid-19 harian di Indonesia telah mengalami kenaikan sejak kemunculan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5.
Kini kasus positif Covid-19 di Tanah Air telah naik hingga tembus 3.000 pasien per hari.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mencatat per Rabu (13/7/2022) kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 bertambah 3.822 pasien.
Sementara itu, untuk kasus aktif Covid-19 yakni sebanyak 23.787 pasien.
Baca juga: Menkes Budi Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5: Minggu Kedua Juli
Di hari sebelumnya yakni pada Selasa (12/7/2022) merupakan kali pertama angka kasus positif Covid-19 tembus 3.000 pasien dalam sehari sejak sempat turun beberapa bulan yang lalu.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.
Diketahui bahwa pada Selasa terdapat 3.361 kasus positif Covid-19 dalam satu hari.
Dengan total akumulasi kasus aktif Covid-19 di Indonesia yakni tembus 20 ribu pasien.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Menkes Prediksi Puncak Omicron BA.4 dan BA.5 Terjadi Juli, 20.000 Kasus
Wiku mengatakan bahwa angka tersebut naik 4 kali lipat dari jumlah kasus Covid-19 sebulan yang lalu.
Pada 12 Juni 2022, kasus positif Covid-19 harian yakni berada di angka 551 pasien dengan jumlah kasus aktif sebanyak 4 ribu pasien.
Wiku pun mengimbau kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan guna mencegah penyebaran Covid-19.
"Saya hendak mengimbau bahwa kita perlu meningkatkan kesiapsiagaan yang lebih tinggi," ujar Wiku dalam memberikan update kasus Covid-19 di Indonesia pada Rabu (13/7/2022) seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari kanal YouTube KOMPASTV.
Baca juga: Kemenkes Ungkap Perbandingan Bahaya Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dengan Covid-19 Varian Delta
Terlebih, lanjut Wiku, subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 mendominasi sekitar 81 persen dari kasus Covid-19 di Indonesia.
"Apalagi saat ini distribusi subvarian terbaru Omicron yaitu BA.4 dan BA.5 mendominasi sekitar 81 persen dari varian Covid-19 nasional yang ada," ungkap Wiku.
Lebih lanjut Wiku menjelaskan bahwa masih terdapat potensi kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia mengingat puncak subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di negara lain.