Jalan Rusak di Sulawesi Tenggara

BREAKINGNEWS: Protes Warga Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan Andoolo-Tinanggea Konawe Selatan

Penulis: Risno Mawandili
Editor: Risno Mawandili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROTES WARGA - Pohon pisang ditanam warga Desa Lalowatu, Kecamatan Tinanggea, di badan Jalan Poros Andoolo-Tinanggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (5/4/2021). Dilakukan segai bentuk protes karena ruas jalan mengalami kerusakan parah namun tak kunjung diperbaiki.

Saat itu, HMI memprotes proyek pembangunan Jalan Tol Kendari-Toronipa yang dianggap tidak urgen untuk warga.

Pasalnya, masih ada 260 kilometer jalan rusak, berstatus jalan Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Pembangunan Jalan Kendari-Toronipa tidak dibutuhkan masyarakat, masih ada 260 KM jalan rusak di Sultra," kata Ketua HMI Cabang Kendari Sulkarnain saat berorsi di pelataran gedung DPRD Sulawesi Tenggara.

HMI meminta, Gubernur Ali Mazi memprioritaskan perbaikan jalan rusak berstatus jalan provinsi tersebut.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) tak mengetahui waktu penuntasan 260 kilometer jalan rusak.

Belum Pasti

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga Abdul Rahim mengatakan, dari total kira-kira 1.000 kilometer jalan provinsi, 200 kilometer diantaranya mengalami kerusakan.

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah menganggarkan sebesar Rp150 miliar dari Anggaran Pemasukan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 untuk perbaikan jalan.

Baca juga: Pemprov Tak Tahu Kapan Tuntaskan 260 Kilometer Jalan Rusak di Sultra, Abdul Rahim Bilang Begini

Namun jumalah itu belum cukup untuk memuluskan seluruh lajur jalan provinsi yang mengalami kerusakan.

Abdul Rahim mengatakan, tak tahu kapan jalan rusak tersebut bisa diperbaiki.

"Kami belum bisa pastikan," kata Abdul Rahim saat dihubungi melalui telepon, Selasa 23 April 2021.

Ia mengakui, sulit memperbaiki jalan yang rusak, sebab keuangan daerah tak cukup. (*)