Pemprov Sultra 2025

Hujan Picu Harga Cabai hingga Ayam Naik Jelang Nataru 2025, Gubernur Atasi Inflasi Sulawesi Tenggara

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sultra tahun 2025. 

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari
GUBENRUR SULTRA - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka saat memaparkan terkait inflasi di Provinsi Sultra pada Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sultra tahun 2025 di ruang pola kantor Gubernur Sultra, Kota Kendari, Selasa (24/11/2025). (Dok : Dewi Lestari) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sultra tahun 2025. 

Kegiatan yang diikuti 17 kabupaten dan kota tersebut berlangsung di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra, Kompleks Bumi Praja, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Selasa (25/11/2025).

Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka mengatakan Sultra mencatat deflasi bulanan sebesar 0,58 persen pada Oktober 2025.

Deflasi ini dipengaruhi penurunan harga beras, ikan layang, ikan selar, dan sejumlah komoditas pangan lainnya.

Namun, inflasi tahunan Sultra masih berada pada angka 3,26 persen, lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 2,86 persen.

“Kondisi ini perlu diwaspadai karena memicu kenaikan harga beras, emas perhiasan, dan komoditas perikanan,” kata Andi Sumangerukka.

Purnawirawan TNI itu menyampaikan risiko inflasi jangka pendek juga diperkirakan terjadi memasuki periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. 

Baca juga: Gubernur ASR Minta Parpol Kawal Pemerintahan, Kendalikan Potensi Penyimpangan di Sulawesi Tenggara

Sejumlah komoditas yang diprediksi mengalami kenaikan harga, yakni daging ayam, telur, daging sapi, cabai, tomat, dan bawang merah akibat curah hujan tinggi. 

Kemudian, peningkatan permintaan pangan di daerah tambang dan tren kenaikan harga emas dunia juga turut memberi tekanan tambahan.

Untuk mengatasi inflasi tersebut, Pemprov Sultra akan melakukan pengendalian berbasis data yang akurat, karena masih ada ketidaksinkronan data antar daerah. 

“Mengatasi inflasi bisa dari data. Kalau datanya tidak akurat, maka kebijakan juga tidak akan tepat sasaran. Karena itu kita lakukan sinergi data dan sinergi tindakan,” ujarnya.

Selain itu, pengendalian inflasi yang akan diterapkan meliputi pelaksanaan pasar murah untuk menekan harga bahan pokok. 

Pemprov Sultra siap memberikan dukungan subsidi beras bagi daerah yang menggelar pasar murah.

Lalu, Pemprov Sultra juga akan memperkuat ketahanan pangan dan produktivitas sektor pertanian melalui percepatan perluasan areal tanam, penggunaan bibit unggul, mekanisasi pertanian, serta penerapan contract farming agar pasokan tetap stabil sepanjang tahun.

Baca juga: Sultra Bangun 56 Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana, Gubernur ASR Beri Penghargaan Daerah Penggerak

Untuk sektor perikanan, pemerintah mendorong pengembangan budidaya laut untuk mengurangi ketergantungan pada perikanan tangkap yang rentan gangguan cuaca, sekaligus mendukung hilirisasi produk bernilai tambah tinggi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved