Kuliner Khas Sulawesi Tenggara
Gurihnya Kapusu Nosu Kuliner Khas Kepulauan Buton Sulawesi Tenggara, Pilihan Makanan Pengganti Nasi
Gurihnya kapusu nosu yang merupakan kuliner khas Kepulauan Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Aqsa
Kaposu nosu berasal dari kata kapusu yang dalam bahasa Buton bermakna pipilan jagung yang sudah sudah terlepas dari kulit arinya.
Nosu berarti lesung yang merupakan alat untuk menumbuk jagung maupun gabah.
Kuliner khas yang sekilas mirip bubur jagung ini berasal dari Pulau Buton di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Terdapat 4 kabupaten/ kota di wilayah pulau yang dikenal memiliki kandungan cadangan aspal alami satu-satunya di Indonesia.
Kabupaten/ kota tersebut di pulau seluas 4.408 kilometer persegi (km2) tersebut yakni Kota Baubau.
Kabupaten Buton, Buton Selatan (Busel), dan Buton Tengah (Buteng).
Baca juga: Kuliner Tradisional Kasoami Bentuk Mirip Tumpeng, Cita Rasa dan Asal Usul
Busel dan Buteng adalah kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Buton, masing-masing berdiri pada 23 Juli 2014.
Baubau menjadi kota terbesar di Pulau Buton sekaligus kedua di Provinsi Sultra dan terbesar kedelapan di Pulau Sulawesi.
Pulau Buton bisa diakses melalui jalur laut dari Kota Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara.
Dengan menggunakan kapal cepat seperti jetliner atau super jet dari Pelabuhan Nusantara Kendari ke Pelabuhan Murhum Baubau dengan durasi sekitar 5-6 jam.
Bisa pula ditempuh dengan berkendara melalui jalur darat kemudian menyeberangi laut menumpang kapal feri.
Dari Kota Kendari dengan roda dua atau roda empat ke Pelabuhan Amolengu, Konawe Selatan, sekitar 1-1,5 jam.
Kendaraan naik kapal feri ke Pelabuhan Fery Labuan di Wakorumba, Buton Utara (Butur) sekitar 20-30 menit.

Untuk jalur udara bisa ditempuh dengan durasi penerbangan sekitar 35-40 menit dari Bandara Hasanuddin Makassar di Sulawesi Selatan.
Baubau sudah memiliki bandar udara atau Bandara Betoambari.